TA Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantisme Berjudul "Tandhak"
Daftar Isi:
- Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Meski tak lagi menjadi pertunjukan yang laris manis seperti pada saat belum munculnya media televisi dan film layar lebar sebagai sarana hiburan, pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton. Ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20) Dalam seni pertunjukan ludruk, ludruk memiliki ciri khas berbeda yang menarik, salah satunya yaitu tokoh wanita yang diperankan oleh seorang pria yang berbusana wanita yang biasa disebut dengan tandhak ludruk. Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek. Film pendek sendiri merupakan film dengan durasi di bawah 60 menit (Effendy, 2009: 4). Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia. Judul "Tandhak" diberikan pada film, dimaksudkan karena tandhak adalah salah satu ciri khas yang menarik dalam pementasan ludruk dimana peran wanita dimainkan oleh seorang pria. Para pemain film "Tandhak" ini juga berasal dari seniman ludruk asli yang biasa berperan sebagai tandhak ludruk. Dengan latar belakang mereka sebagai tandhak ludruk, diharapkan film pendek ini mampu memenuhi target sebagai film bergenre romantisme.