Penentuan Daya Dukung Lahan Sebagai Arahan Pemanfaatan Ruang Lereng Gunung Merapi dan Merbabu Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Main Authors: | Setyowatie, Endah; Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Purwanto, Purwanto; Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Sasongko, Dwi P.; Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Terbitan: |
Ekosains
, 2015
|
Online Access: |
http://jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/view/2548 http://jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/view/2548/452 |
Daftar Isi:
- Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali yang berada di Lereng Gunung Merapi dan Merbabu memiliki kondisi ekologi yang sangat mendukung kegiatan budidaya pertanian holtikultura sayuran dan tembakau, tetapi di sisi lain memiliki tingkat kelerengan dan sifat tanah yang rawan terhadap erosi. Dalam rangka pengendalian pemanfaatan kawasan budidaya tersebut perlu adanya regulasi penataan ruang yang disusun berdasarkan kajian daya dukung lahan untuk budidaya pertanian. Tujuan penelitian adalah menentukan kelas kemampuan lahan serta memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya pertanian di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Metode analisis menggunakan Weight Factor Matching (WFM) sesuai kriteria klasifikasi kemampuan lahan yang dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Hasil penelitian menyatakan : (1). Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali memiliki lahan budidaya pertanian dengan kelas kemampuan III, IV, VI, VII, dan VIII berturut-turut seluas 111.94 ha, 223.40 ha, 1629.08 ha, 1573.69 ha, dan 229.31 ha; (2). Arahan pemanfaatan untuk lahan dengan kelas kemampuan III dan IV adalah lahan pertanian tanaman semusim dengan memperhatikan kaidah konservasi. Lahan dengan kelas kemampuan VI, VII, dan VIII yang masih berupa lahan rerumputan dan tegakan permanen dipertahankan keberadaannya, sedangkan lahan yang sudah menjadi lahan pertanian tanaman semusim diarahkan menjadi lahan pertanian dengan sistem wanatani.