Strategi Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihood) di Kawasan Dieng (Kasus di Desa Buntu Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)

Main Authors: Martopo, Anton, Hardiman, Gagoek, Suharyanto, Suharyanto
Format: Article info application/pdf eJournal
Terbitan: Ekosains , 2013
Online Access: http://jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/view/1661
http://jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/ekosains/article/view/1661/368
Daftar Isi:
  • Kawasan Dieng di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo merupakan kawasanyang mempunyai persentase lahan dengan kelas kerusakan sedang-sangat beratterluas yaitu 41,77 persen dari wilayah seluas 11.647,98 ha. Adanya praktek-praktekpertanian atau budidaya yang dilakukan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasitanah dan air telah menyebabkan terjadinya kerusakan lahan, penurunan daya dukunglingkungan dan penurunan kesejahteraan masyarakat pada kawasan ini. Penelitian inimengambil sampel di desa wilayah Kecamatan Kejajar yang memiliki kerusakan lahandengan kriteria sedang-sangat berat terluas yaitu Desa Buntu. Tujuan penelitian ini adalahmengkaji kondisi eksisting aset penghidupan, status aset penghidupan dan strategipenghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) masyarakat di Kawasan Dieng.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Skala likerttiga strata yang diperoleh dari data sekunder dan responden digunakan untuk menentukanstatus aset penghidupan. Responden dalam penelitian ini adalah rumah tangga yangberdomisili di Kawasan Dieng. Penentuan jumlah responden ditetapkan dengan rumusSlovin berdasarkan populasi didapatkan responden sebanyak 42 orang di Desa Buntu.Analisis SWOT digunakan untuk mengkaji strategi penghidupan berkelanjutan didasarkanpada aspek aset-aset penghidupan yang tersedia.Kondisi aset penghidupan di Desa Buntu dari aspek sumberdaya manusia tergolongtidak berkelanjutan, aspek sumberdaya alam tergolong tidak berkelanjutan, aspeksumberdaya sosial tergolong belum berkelanjutan, aspek sumberdaya fisik tergolongbelum berkelanjutan, dan aspek finansial tergolong tidak berkelanjutan sehinggamenghasilkan status kondisi aset penghidupan yang tidak berkelanjutan. Strategi yangdirekomendasikan dalam rangka mewujudkan penghidupan berkelanjutan di Desa Buntumelalui peningkatan kapasitas/ ketrampilan dan permodalan bergulir bagi masyarakat,pengembangan agribisnis perdesaan, pengembangan strategi pertanian berkelanjutan,pengelolaan kawasan permukiman dalam bentuk infrastruktur yang lebih ramah lingkungan,dan pengembangan model pariwasata kehutanan yang berbasis masyarakat denganmelibatkan stakkeholders lokal, kabupaten, provinsi, dan pusat agar terjadi keterpaduan,koordinasi, dan pembagian peran dalam penanganan masalah bersama.