Tindakan imitasi remaja Komunitas Penggemar Seventeen (Carat) akibat adanya Korean Wave di Kota Malang
Main Authors: | Purnamasari, Chindy, Adi, Khofifatu Rohmah, Wiradimadja, Agung |
---|---|
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Negeri Malang
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal3.um.ac.id/index.php/fis/article/view/2273 http://journal3.um.ac.id/index.php/fis/article/view/2273/1636 |
Daftar Isi:
- The Korean wave is a set of popular cultures originating from South Korea which has spread throughout the world, including Indonesia. The rapid development of the Korean wave is a phenomenon of globalization where there are no certain boundaries between one country and another. The products displayed in the Korean wave are in the form of K-drama, K-pop music, movies, and also variety shows. The spread of the Korean wave in Indonesia is very fast, so many fans and not a few are also affected by the Korean wave, especially teenagers. The Seventeen fan community in Malang is proof of the growing influence of the Korean wave in Indonesia. The influence of the Korean wave is imitation or imitation of foreign cultures. Therefore, the purpose of this study is: (1) to find out the motivating factors for teenage fans of Seventeen to imitate the Korean wave, (2) to find out the forms of imitation by teenagers who are Seventeen fans of the Korean wave, and (3) to find out how to maintain the attitude of youth nationalism of Seventeen fans during the Korean wave. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. The research location is in Malang City. The subjects in this study were teenage members of the Seventeen fan community in Malang City. The data analysis technique used belongs to Miles and Huberman, namely by collecting data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. Based on the results of the research that has been done, it is revealed that: (1) the factors that influence the act of imitating youth members of the Seventeen fan community, among others, are to increase self-confidence, and also to look more fashionable or cool, (2) the form of imitation is in the form of imitation of the style. appearance (clothing and make-up), speaking style using Korean language and intonation, and also the high work ethic that Koreans have, (3) and how to maintain a sense of nationalism during the Korean wave, namely by limiting oneself in idolizing wave victims, using Indonesian well in addition to using their respective regional languages, using local products or domestic products, besides that, they also appreciate the works of the nation's children through their support for various cultural festivals. Korean wave merupakan seperangkat kebudayaan populer yang berasal dari Korea Selatan yang menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Berkembang pesatnya Korean wave merupakan suatu fenomena globalisasi dimana tidak ada batasan-batasan tertentu antara negara satu dengan yang lainnya. Produk yang ditampilkan dalam Korean wave adalah berupa K-drama, music K-pop, film, dan juga variety show. Persebaran Korean wave di Indonesia sangat pesat, sehingga banyak penggemar serta tidak sedikit pula yang terpengaruh oleh Korean wave khususnya para remaja. Komunitas penggemar Seventeen di Kota Malang menjadi salah satu bukti pengaruh Korean wave yang berkembang di Indonesia. Pengaruh dari adanya Korean wave adalah melakukan tindakan imitasi atau peniruan terhadap budaya asing. Oleh sebab itu, tujuan dari adanya penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui faktor pendorong remaja penggemar Seventeen melakukan tindakan imitasi terhadap Korean wave, (2) untuk mengetahui bentuk-bentuk peniruan yang dilakukan remaja penggemar Seventeen terhadap Korean wave, (3) untuk mengetahui cara menjaga sikap nasionalisme remaja penggemar Seventeen di tengah adanya Korean wave. Penelitian ini memakai metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian terletak di Kota Malang. Subjek dalam penelitian ini yaitu remaja anggota komunitas penggemar Seventeen yang berada di Kota Malang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu milik Miles dan Huberman yaitu dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, mengungkapkan bahwa: (1) faktor yang mempengaruhi tindakan peniruan remaja anggota komunitas penggemar Seventeen antara lain yaitu untuk meningkatkan rasa percaya diri, dan juga agar terlihat lebih modis atau keren, (2) bentuk peniruan yang dilakukan diantaranya berupa peniruan gaya berpenampilan (pakaian dan make up), gaya berbicara menggunakan bahasa dan intonasi seperti orang Korea, dan juga etos kerja tinggi yang dimiliki orang Korea, (3) serta cara menjaga rasa nasionalisme ditengah Korean wave yaitu dengan membatasi diri dalam melakukan pengidolaan terhadap Korean wave, memakai bahasa Indonesia dengan baik selain menggunakan bahasa daerah masing-masing-masing-masing, menggunakan produk-produk lokal atau produk dalam negeri, selain itu juga menghargai karya-karya anak bangsa melalui dukungannya terhadap berbagai festival budaya.