Implementasi Tri Hita Karana dalam Pengembangan Ekowisata Menuju Pariwisata Berkelanjutan di Bukit Cemeng Kabupaten Bangli

Main Author: Wiwin, I Wayan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Kajian Bali Universitas Udayana , 2021
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/71210
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/71210/41621
Daftar Isi:
  • This study aims to examine the implementation of the Hindu philosophy Tri Hita Karana (three sources of happiness) in the development of Bukit Cemeng Ecotourism in Bangli Regency so that it can be a reference in the development of sustainable tourist attractions based on local wisdom in Bali. This study uses a qualitative method where data is collected through observation-participation techniques, in-depth interviews, and qualitative-interpretive analysis. The results of this study indicate that the implementation of the Tri Hita Karana concept in the development of Bukit Cemeng Ecotourism towards sustainable tourism can be seen from three aspects, namely the Parhyangan which concerns the relationship between humans and God, the Pawongan concerning human relationships with others, and the Palemahan, namely the human relationship with nature or environment. The contribution of this article emphasizes the importance of implementing local wisdom values ??in ecotourism development so that it can be sustainable in the future.
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji imlementasi konsep Tri Hita Karana dalam pengembangan Ekowisata Bukit Cemeng di Kabupaten Bangli sehingga dapat menjadi salah satu rujukan dalam pengembangan daya tarik wisata yang berkelanjutan berbasis kearifan lokal di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana data dikumpulkan melalui teknik observasi-partisipasi, wawancara mendalam, dan analisis secara kualitatif-interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi konsep Tri Hita Karana dalam pengembangan Ekowisata Bukit Cemeng menuju pariwisata berkelanjutan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek Parhyangan yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, aspek Pawongan yang menyangkut hubungan manusia dengan sesama, dan aspek Palemahan yaitu hubungan manusia dengan lingkungan alam. Kontribusi artikel ini menekankan pada pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai keraifan lokal dalam pengembangan ekowisata agar dapat berkelanjutan di masa yang akan datang.