PREVALENCE OF TOXOCARA CANIS WORM INFECTION OF KINTAMANI PUPPIES IN BANGLI REGENCY BALI

Main Authors: Widiasih, Ni Nyoman, Dwinata, I Made, Oka, Ida Bagus Made
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University , 2023
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/87351
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/87351/48873
Daftar Isi:
  • The kintamani dog is one of the original Indonesian breed dogs that have a lot of fans. This dog comes from the mountainous area of Sukawana Village, Kintamani District, Bali. Toxocariosis is one of the most common diseases infecting puppies. The more interest of this puppies, it affect the way they are kept, which sometimes causes diseases caused by bacteria, viruses  and parasites. One of the is T. canis worm can cause inflammation and edema in the liver and lungs puppies. This study aims to determine the prevalence of T. canis infection in kintamani puppies and their relationship with risk factors for dog age. This study is an observational study with a cross-sectional approach. The total sample of this study amounted to 100 samples of feces of kintamani puppies, examined by flotation concentration method using saturated salt solution. The research data is presented descriptively and to determine the relationship between age and prevalence, the chi-square analysis is used. The results showed that the prevalence of T. canis infection in kintamani puppies was 79% (79/100). The results of the study were based on age group: the prevalence of kintamani puppies at 1 month old was 62.5% (15/24), at 2 months the prevalence was 90.3% (28/31), and at 3 months the prevalence was 80.0% (36/45). The results of the chi-square test analysis showed that there was a significant relationship between age risk factors (P<0.05) and the prevalence of T. canis infection. Regular administration of deworming drugs to puppies and pregnant mother dogs 1 to 2 weeks before birth to prevent and reduce transmission of T. canis worm infection through prenatal and transmamari.
  • Anjing Kintamani Bali merupakan salah satu anjing ras asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Anjing ini berasal dari daerah pegunungan Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bali. Toxocariosis merupakan salah satu penyakit yang umum menginfeksi anak anjing. Infeksi cacing T. canis dapat menimbulkan peradangan dan edema pada organ hati dan paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing T. canis pada anak anjing Kintamani Bali dan hubungannya dengan faktor risiko umur anjing. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Total sampel penelitian ini berjumlah 100 sampel feses anak anjing Kintamani Bali, diperiksa dengan metode konsentrasi pengapungan menggunakan larutan garam jenuh. Data penelitian disajikan secara deskriptif dan untuk mengetahui hubungan antara umur dengan prevalensi di analisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan prevalensi infeksi cacing T. canis pada anak anjing Kintamani Bali sebesar 79% (79/100). Hasil penelitian berdasarkan kelompok umur: pada anak anjing Kintamani Bali berumur 1 bulan prevalensinya  62,5% (15/24), umur 2 bulan prevalensinya 90,3% (28/31), dan umur 3 bulan prevalensinya 80,0% (36/45). Hasil analisis uji chi-square didapatkan ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko umur (P<0,05) terhadap prevalensi infeksi cacing T canis.  Pemberian secara teratur obat cacing pada anak anjing dan pada induk anjing yang bunting 1 sampai 2 minggu sebelum kelahiran untuk mencegah dan mengurangi penularan infeksi cacing T. canis melalui prenatal maupun transmamari.