HEALED FRACTURE OF RABBIT FEMUR POST IMPLANTATION WITH DEMINERALIZED GRAFT MATERIAL OF BALI CATTLE BONE POWDER
Main Authors: | Asih, Ni Putu Trisna, Wirata, I Wayan, Sudimartini, Luh Made, Winaya, Ida Bagus Oka, Kardena, I Made, Gorda, I Wayan |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
, 2019
|
Online Access: |
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/42368 https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/42368/31072 |
Daftar Isi:
- The purpose of this study to determine the microscopic changes in rabbit femur fracture healing post-implantation of the graft material demineralized powder bone of bali cattle. Twelve local male rabbits were divided into two groups randomly. Group A consisted of three rabbits used as a control, in which the diaphysis rabbit femur bones were drilled with a diameter of 5mm and depth of drill to reach the medulla, without giving graft material. Group B nine rabbits that were drilled the same as group A and given a powder bone graft. Monitoring progress of bone healing was done in a row against one rabbits in group A and group B three rabbits at week 2nd, 4th, and 6th post-surgery with biopsy for sampling bone subsequently prepared to see microscopic changes the bone with using hematoxylin-eosin (HE) staining. The results showed that the group B bone healing observ by reducing inflammation, proliferation of fibrolast, osteoblasts, osteoclasts, osteocytes, woven bone, trabecular bone, and neovascularization. In conclusion, the origin of the bone graft material bali cattle was able to induce the healing process of bone fractures in rabbits.
- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran mikroskopis kesembuhan fraktur tulang femur kelinci pascaimplantasi dengan bahan cangkok demineralisasi serbuk tulang sapi bali. Kelinci lokal jantan sebanyak 12 ekor digunakan dalam penelitian ini yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok A adalah tiga ekor kelinci yang digunakan sebagai kontrol, yaitu kelinci pada diaphysis tulang femurnya dibor dengan diameter 5 mm dan kedalaman bor hingga mencapai medula, tanpa pemberian bahan cangkok. Kelompok B adalah 9 ekor kelinci yang dibor seperti kelompok A dan diberikan serbuk cangkok tulang pada bagian tulang yang dibor. Pada minggu ke-2, ke-4, dan ke-6 pascaoperasi dilakukan biopsi tulang masing-masing satu ekor kelinci pada kelompok A dan tiga ekor kelinci pada kelompok B. Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan membuat sediaan tulang diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kesembuhan tulang lebih cepat terjadi pada kelompok B yang diamati dari minggu ke-2 sampai minggu ke-6 dengan sel radang terlihat sedikit dan jumlahnya berkurang setiap pengamatan, adanya pertumbuhan osteoblas, osteoklas, osteosit, kartilago, tulang trabekula, neovaskularisasi dan proliferasi fibrolas lebih cepat dibandingkan kelompok A. Dapat disimpulkan, bahan cangkok asal tulang sapi bali mampu menginduksi proses kesembuhan tulang fraktur pada kelinci.