RESPIRATION FREQUENCYON A BALI CATTLE ADULT FEMALE AT BALI CATTLE BREEDING CENTERS SOBANGAN VILLAGE, MENGWI, BADUNG
Main Authors: | Serang, Priska Mariane, Suartha, I Nyoman, Arjentinia, I Putu Gede Yudhi |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/19668 https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/19668/13059 |
Daftar Isi:
- Bali cattle females to be one of the priorities in repairing genetic local cattle because of its superiority in the field of production and reproduction compared to other cattles. This research aims to determine the respiration profile on a bali cattle adult female at Bali cattle breeding centers Sobangan village, Mengwi sub district, Badung regency, which has an average altitude of 350 meters above sea level and rainfall reached around 2029.0 mm. This research used 20 bali cattle adult female age 1.5 years to 4 years. Data collected by examination and observation were performed in the morning, afternoon and evening. The observed parameters are the frequency of respiration. The results obtained by the average frequency of respiration morning of 16.05±0.82 at 25°C ambient temperature, daylight 20.95±0.88 at 32°C ambient temperature, and the afternoon of19.80±1.57 at 29°C ambient temperature. These results indicate that the frequency of respiration in Bali cattle females can be changed according to environmental conditions and other contributing factors.
- Sapi bali betina menjadi salah satu prioritas dalam memperbaiki genetik sapi lokal karena keunggulannya dalam bidang produksi dan reproduksi dibandingkan dengan sapi-sapi lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil respirasi sapi bali betina dewasa di sentra pembibitan sapi bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang memiliki rata-rata ketinggian 350 meter di atas permukaan laut serta curah hujan mencapai sekitar 2,029 mm. Penelitian menggunakan 20 ekor sapi bali betina dewasa berumur 1,5 tahun sampai 4 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan pengamatan pada pagi, siang dan sore hari. Parameter yang diamati adalah frekuensi respirasi. Hasil penelitian diperoleh rataan frekuensi respirasi pagi hari 16,05±0,82 pada suhu lingkungan 25oC, siang hari 20,95±0,88 pada suhu lingkungan 32oC, dan sore hari 19,80±1,57 pada suhu lingkungan 29oC. Hasil ini menunjukkan bahwa frekuensi respirasi pada sapi bali betina dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan dan faktor pendukung lainnya.