Analisis Penyeimbangan Beban Pada Jaringan Tegangan Rendah Gardu Distribusi AMH02 Penyulang Amahai Di PT. PLN (Persero) ULP Masohi

Sistem Distribusi Tenaga Listrik pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyalurkan tenaga listrik dari sistem transmisi tenaga listrik 150 kV ke konsumen, baik konsumen 20 kV ataupun konsumen 380/220 V. Sistem distribusi yang lebih kompleks jaringannya adalah sistem distribusi Tegangan Rendah (380...

Full description

Format: Electronic eJournal
Terbitan: Politeknik Negeri Ambon
Subjects:
Online Access: https://elko.polnam.ac.id/index.php/jurnalelko/article/view/2
LEADER 02085nmb a2200205Iu 4500
008 "210610 2021 eng "
022 # # |$ a2774-9428 
042 |a dc 
245 0 0 |a Analisis Penyeimbangan Beban Pada Jaringan Tegangan Rendah Gardu Distribusi AMH02 Penyulang Amahai Di PT. PLN (Persero) ULP Masohi 
720 1 |a de Queljoe, Marchelo C. 
720 1 |a Pattiapon, Deny R. 
720 1 |a Jamlaay, Marselin 
653 |a Jaringan Tegangan Rendah;, Gardu Distribusi; Penyeimbangan Beban 
520 |a Sistem Distribusi Tenaga Listrik pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyalurkan tenaga listrik dari sistem transmisi tenaga listrik 150 kV ke konsumen, baik konsumen 20 kV ataupun konsumen 380/220 V. Sistem distribusi yang lebih kompleks jaringannya adalah sistem distribusi Tegangan Rendah (380/220V), karena jaringan sistem distribusi tegangan rendah mempunyai cakupan jaringan yang sangat luas. Hal ini seringkali menyebabkan sistem Distribusi Tegangan Rendah menjadi tidak seimbang, karena pada umumnya pelanggan rumah tangga memanfaatkan tenaga listrik satu fasa. Akibat dari sistem distribusi tegangan rendah yang tidak seimbang tentunya akan berpengaruh terhadap banyak hal, seperti: kinerja trafo, panas berlebih pada phase beban lebih, arus mengalir pada kawat netral, drop tegangan ujung pada jaringan phase beban lebih. Dan pada akhirnya kualitas tenaga listrik di tingkat konsumen menurun. Hasil pengukuran awal pada saat beban puncak menunujukan ketidakseimbangan pada phasa T sebesar 40,33%. Dengan ketidakseimbangan beban ini maka solusi yang bisa dilaksanakan adalah melakukan penyeimbangan beban pada trafo. Setelah penyeimbangan beban, nilai ketidakseimbangan beban turun menjadi 3,43%. Nilai ini telah jauh dibawah kriteria ketidakseimbangan maksimum yaitu 10 %. 
260 |b Politeknik Negeri Ambon 
856 |q application/pdf 
856 4 0 |u https://elko.polnam.ac.id/index.php/jurnalelko/article/view/2 
786 0 |n JURNAL ELKO (ELEKTRIKAL dan KOMPUTER); Vol 1, No 1 (2020) 
546 |a eng 
540 |a Copyright (c) 2021 Jurnal ELKO (Elektrikal dan Komputer)