Daftar Isi:
  • Keberadaan anak jalanan berkaitan langsung dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar anak yang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Anak yang tidak tercukupi kebutuhan makan, sandang, papan, pendidikan, rasa nyaman hingga tidak mampu menjalankan fungsi sosial sebagai anak secara wajar. Oleh karenanya, anak melakukan upaya dengan cara mereka untuk memenuhi kebutuhan dimaksud. Untuk itu, anak-anak melakukan upaya mencari pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritualnyua dengan turun ke jalan, menjadi anak jalanan.Masalah yang disandang anak jalanan dapat dikategorikan kedalam dua kelaompok masalah besar, yang meliputi masalah fisik dan psikis. Masalah fisik berkaitan dengan ketidakpernuhan kebutuhan dasar manusia kategori pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Hal ini berkaitan langsung dengan ketidakmampuan keluaraga dalam pemenuhan kebutuhan dasar dimaksud karena kemiskinan yang idsandangnya. Dengan alasan membantu mencari nafkah bagi keluarga (sebagian malah teridentifikasi sebagai eksploitasi oleh keluarganya) maka anak melakukan kegiatan di jalanan dari yang berupa jualan koran, rokok, permen, hingga yang ngamen, mengelap mobil, polisi "cepek" dan bahkan cenderung malakukan tindak kriminal. Hasil dari kegiatan ini, sebagian dipakai untuk membeli kebutuhan pribadi si anak sejak makan hingga kebutuhan sekunder, dan sebagian dibawa pulang untuk keluarganya.Masalah psikis, berkaitan dengan ketidakterpenuhan kebutuhan anak dalam keluarga. Oleh karenanya, anak cenderung pergi keluar rumah untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhannya melalui teman-teman seusianya. Masalah kategori ini yang lebih mendorong anak menjadi anak jalanan kategori lebih berat. Ditemukan dari anak kategori ini melakukan tindak yang dapat dikategorikan sebagai melanggar norma sosial, sepertimabuk, ngelem, penyalahgunaan obat, bahkan terdapat anak yang cenderung berperilaku seks komersial.Masalah lain yang juga ikut mewarnai masalah anak jalanan berupa eksploitasi dari orangtua atau keluarga dekat. Ditemui adanya anak yang ikut ngamen dan minta-minta di jalanan bersama atau ditunggui oleh orangtuanya. Ini seolah merupakan anak jalanan struktural.Berkaitan dengan hal dimaksud, maka perlu dilakukan suatu langkah preventif agar tidak terjadi masalah yang lebih parah. Selain itu tentunya diupayakan langkah rehabilitatif bagi penyandang yang telah terkena imbas krisis, dan apabila mungkin diadakan langkah pemulihan agar setiap orang dapat menjalankan peran sosialnya secara wajar. Upaya ini tentunya menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah provinsi, dan bahkan masyarakat itu sendiri.Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami secara spesifik masalah anak jalanan serta berbagai faktor yang berpengaruh. Selain itu dimaksudkan sebagai upaya mencari langkah alternatif untuk percepatan pengentasan para penyandangnya. Dengan metode deskriptif kualitatif, didapatkan informasi yang akan digunakan sebagai langkah percepatan penanganannya. Langkah dimaksud meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan secara komprehensif yang menyentuh bagi si anak secara langsung, penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang memadai, pemberdayaan orangtua dimana anak bertempat tinggal, penguatan lembaga serta keterpaduan antara pihak yang terlibat. Untuk tingkat Kementerian Sosial perlu dimulai koordinasi dalam penanganan anak jalanan ini dengan melibatkan Direktorat Kesejahteraan Anak sebagai unit organisasi yang secara langsung menangani anak, serta Direktorat Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dan Jaminana Kesejahteraan Sosial
  • x, 140 hlm. : ilus. ; 21 cm.