Daftar Isi:
  • Produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) di Indonesia masih rendah. Banyak alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah. Salah satunya adalah dengan pemberian pupuk hayati mikoriza-Azolla. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis optimum pemberian pupuk hayati mikoriza-Azolla dan pengurangan dosis penggunaan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di screenhouse Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Karangwangkal, Purwokerto Utara pada bulan Agustus 2016 sampai Oktober 2016. Percobaan yang dilakukan menggunakan rancangan Central Compposite Second Order Design, yang terdiri dari 13 kombinasi perlakuan dari 2 faktor percobaan. Faktor pertama adalah pupuk hayati mikoriza-Azolla yang terdiri dari 5 taraf, yaitu (6, 12, 18, 24, 30 gram/tanaman). Faktor kedua adalah dosis pupuk anorganik, terdiri dari 5 taraf yaitu (1,1 ; 2,0 ; 2,9 ; 3,8 ; 4,7 gram/tanaman). Variabel yang diamati berupa tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot basah daun, bobot kering daun, bobot basah umbi, bobot kering umbi, bobot basah akar, bobot kering akar, volume umbi, dan jumlah umbi. Data hasil pengamatan ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis Respon Surface Methodology dengan bantuan program Minitab 14. Hasil penelitian ini menunjukan pemberian pupuk hayati mikoriza-azolla sebanyak 18 gram/tanaman dengan pengurangan dosis pupuk anorganik 40 % dibanding dosis rekomendasi yang dianjurkan memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan bawang merah dan berpengaruh terhadap bobot umbi kering/rumpun bawang merah. Pengujian fungsi regresi berganda tingkat 2 menunjukkan kombinasi optimum pupuk hayati Mikoriza-Azolla adalah 20,65 gram dan pupuk anorganik sebanyak 12,69 gram, dengan kekuatan nilai pendugaan (R-Sq) sebesar 80,2 %. Hasil optimum dari pengamatan variabel bobot umbi kering adalah 6 gram/tanaman (1,5 ton/ha).