Daftar Isi:
  • Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia. Produktivitas kakao mengalami penurunan, salah satu penyebab adalah organisme pengganggu tanaman yang sering menimbulkan kerusakan kakao. Penyakit busuk buah disebabkan oleh Phytophthora palmivora. Penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu, perlu alternatif pengendalian menggunakan metabolit sekunder agensia hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keefektifan metabolit sekunder Pseudomonas fluorescens isolat P60, P20 dan P8, untuk menekan penyakit busuk buah kakao dan pengaruhnya terhadap komponen produksi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan perkebunan kakao rakyat Dusun Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, mulai November sampai Januari 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 ulangan dan 4 perlakuan yang terdiri atas kontrol, metabolit sekunder P. fluorescens P60, P. fluorescens P20, dan P. fluorescens P8. Variabel yang diamati adalah kejadian penyakit, intensitas penyakit, jumlah bunga, jumlah buah baru, jumlah bunga jadi buah, dan analisis senyawa fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan metabolit sekunder P. fluorescens P20 dan P8 menekan kejadian penyakit masing-masing sebesar 28,86 dan 48,97%, serta intensitas penyakit sebesar 35,87, dan 40,21%. Seluruh perlakuan P. fluorescens belum mampu meningkatkan jumlah bunga, buah baru. Seluruh perlakuan P. fluorescens mampu meningkatkan kandungan senyawa fenol pada tanaman kakao.