Strategi Diplomasi Publik Korea Selatan pada Masa Kepemimpinan Moon Jae-in dalam Mewujudkan Reunifikasi di Semenanjung Korea Tahun 2017-2019
Daftar Isi:
- Beberapa usaha untuk meredakan ketegangan semenjak pecahnya Perang Korea di Semenanjung Korea dilakukan, salah satunya adalah dengan cara membuat kerangka solusi damai antar-Korea sebagai perwujudan reunifikasi. Namun kerangka solusi damai ini hanya akan menjadi suatu hal yang konfrontatif tanpa adanya dialog dan negosiasi secara damai. Program-program perwujudan reunifikasi dilakukan demi meredakan ketegangan dan memperbaiki hubungan di Semenanjung Korea. Di era globalisasi ini, diplomasi publik dipercaya menjadi sebuah solusi bagi Korea Selatan untuk memberikan pendekatan terhadap Korea Utara. Diplomasi publik diidentifikasikan menjadi 3 dimensi, yaitu manajemen pemberitaan, komunikasi strategis, dan pembangunan hubungan jangka panjang. Inisiatif Moon Jae-in selaku presiden yang baru menjabat pada tahun 2017, akan sikap Korea Selatan terhadap Korea Utara, terlihat dari pidatonya di Berlin, dan dengan bantuan media di era globalisasi, pemberitaan akan pidato ini mendorong Korea Utara untuk memberikan tanggapan. Pidato ini kemudian ditindaklanjuti melalui serangkaian kegiatan perwujudan kedamaian di tahun 2018 yang dilakukan oleh kedua pihak. Namun ketiadaan strategi pembangunan hubungan jangka panjang membuat hubungan keduanya kembali merenggang di tahun 2019. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan mengambil sumber sekunder dari media cetak, siaran berita, buku, dan jurnal mengenai kegiatan-kegiatan diplomasi publik untuk kemudian direduksi dan disajikan sebagai strategi diplomasi publik. Kata Kunci : Moon Jae-in, Diplomasi Publik, Reunifikasi, Semenanjung Korea