Daftar Isi:
  • Tingginya prevalensi penyakit diare infeksi bakteri pada anak menyebabkan penggunaan antibiotik meningkat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat memicu terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi pola pemberian antibiotik, kuantitas penggunaan antibiotik dan kualitas penggunaan antibiotik pada pasien anak diare infeksi bakteri di rumah sakit tersebut. Penelitian observasional ini menggunakan 100 rekam medik secara kuantitatif menggunakan metode DDD (defined daily dose) 100 patient days dan kualitatif menggunakan kriteria gyssens pasien anak diare infeksi bakteri pada periode Januari-Desember 2018, dengan metode purposive sampling. Hasil evaluasi kuantitatif menunjukkan terdapat 4 jenis antibiotik yang digunakan dengan total nilai DDD (defined daily dose) 100 patient days sebesar 33,74. Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson dengan nilai DDD 100 patient days sebesar 22,94 (54%) dengan rute pemberian intravena sebesar 65%. Hasil evaluasi kualitatif antara lain kategori II A (6%); kategori II B (7%); kategori II C (0%); kategori III A (4%); kategori III B (12%); kategori IV A (0%); kategori IV B (0%); IV C (0%); IV D (0%); kategori V (11%); kategori VI (0%); kategori I (0%), dan kategori 0 (60%). Presentase tersebut sudah cukup baik dari tahun sebelumnya, sehingga evaluasi peresepan antibiotik pada anak penderita diare infeksi bakteri di instalasi rawat inap Rumah Sakit PELNI Jakarta Barat sudah semakin baik. Perlu adanya SPM antibiotik pada pasien anak penderita diare infeksi bakteri di instalasi rawat inap Rumah Sakit PELNI Jakarta Barat agar penggunaan antibiotik lebih optimal.