Analisis Produksi dan Pemasaran Kedelai di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga
Daftar Isi:
- Judul penelitian ini adalah “Analisis Produksi dan Pemasaran Kedelai di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lahan, tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida terhadap produksi kedelai, kemudian untuk menentukan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap produksi kedelai, serta untuk mengetahui pola pemasaran dan margin pemasaran di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Jenis data primer yang digunakan diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah model regresi linear berganda dalam bentuk logaritma natural, untuk mengetahui pengaruh tersebut secara individu digunakan uji t, dan untuk mengetahui secara bersama-sama digunakan koefisien determinasi Rsquared dan uji F. Untuk mengetahui penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji mutikolinearitas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Untuk mengetahui margin pemasaran dalam penelitian ini menggunakan perhitungan menggunakan tabulasi sederhana Hasil uji hipotesis dengan t-test menunjukkan bahwa variabel lahan memiliki pengaruh positif, variabel tenaga kerja memiliki pengaruh positif, variabel benih memiliki pengaruh positif, variabel pestisida memiliki pengaruh positif, pada variabel pupuk memiliki pengaruh negatif. Lahan adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi kedelai di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga. Margin pemasaran dalam penelitian ini menggunakan perhitungan tabulasi sederhana. Saluran pemasaran kedelai di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon Kabuupaten Purbalingga mempunyai dua pola saluran pemasaran, lembaga-lembaga pasar yang berperan pada pola saluran pemasaran pertama adalah petani, pedagang pengumpul desa, dan konsumen, sedangkan lembaga-lembaga pasar yang berperan pada pola saluran pemasaran kedua adalah petani, pedagang pengumpul desa, pedagang grosir kecamatan dan konsumen , farmer’s share terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran pertama dan pedagang grosir kecamatan pada pola saluran pemasaran kedua yang mendapatkan keuntungan terbesar dari hasil penjualan kedelai.