Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Kabupaten Banyumas merupakan daerah endemis DBD dengan angka kesakitan kasus DBD dari tahun 2014 sampai 2015 cenderung mengalami peningkatan sebesar 26,31%, bahkan pada tahun 2016 pernah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahun 2019 tercatat pada bulan Januari-Maret 124 kasus dan 3 orang meninggal akibat DBD. Penyebaran tinggi rendahnya angka kesakitan DBD dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan perilaku manusia yang dapat memberi peluang tempat berkembangbiaknya vektor DBD (Kemenkes, 2011). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan faktor lingkungan dan perilaku pencegahan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas. Metode : jenis penelitian observasinal analitik dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian dengan teknik consecutive sampling sebanyak 39 orang pada kelompok kasus, sedangkan pada sampel kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling sebanyak 39 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan chis square. Hasil Penelitian : faktor-faktor yang berhungan dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggantung pakaian (p = 0,000, OR = 21,583, 95%CI = 4,554 – 102,293), faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan barang bekas di sekitar rumah (p = 0,556, OR = 0,487, 95%CI = 0,42-5,601), kelembaban dalam rumah (p = 0,610), Suhu udara dalam rumah (p = 0,288, OR= 2,182, 95%CI = 0,505 – 9,434), jumlah tempat penampungan air (p = 0,173, OR = 1,867, 95%CI = 0,758 – 4,598), kebiasaan pemakaian obat anti nyamuk (p = 0,482, OR = 0,719, 95%CI = 0,286 – 1,807), kebiasaaan menguras tempat penampungan air (p = 0,644, OR=0,649, 95%CI = 0,102 – 4,113). Simpulan dan Saran : variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD di Kabupaten Banyumas yaitu kebiasaan menggantung pakaian. Masyarakat perlu mengurangi kebiasaan menggantung pakaian dan meningkatkan kegiatan PSN di lingkungan rumahnya.