Penjaringan dan Uji Virulensi Jamur Patogen Gulma Daun Lebar Pada Gulma Daun Lebar, Kacang Tanah, dan Kedelai
Daftar Isi:
- Pertumbuhan gulma di sekitar tanaman budidaya menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, karena bersaing dalam memperebutkan air tanah, cahaya matahari, unsur hara, ruang tumbuh, dan udara. Pengendalian gulma yang dilakukan dengan aplikasi herbisida kimia berdampak negatif bagi makhluk hidup dan lingkungan. Adanya bahaya herbisida yang tinggi, maka perlu mencari alternatif teknik pengendalian yang aman, yaitu dengan pengendalian hayati menggunakan jamur patogen. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui jenis jamur patogen pada gulma daun lebar, mengetahui virulensi jamur patogen gulma daun lebar terhadap gulma daun lebar, dan mengetahui virulensi jamur patogen gulma daun lebar terhadap tanaman kacang tanah dan kedelai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan Screen House, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman mulai bulan November 2018 sampai April 2019. Penelitian dilakukan dengan tiga tahap yaitu (1) eksplorasi jamur patogen gulma daun lebar; (2) uji virulensi terhadap gulma daun lebar menggunakan rancangan rancangan petak terbagi, diulang tiga kali. Petak utama terdiri atas tiga jamur patogen dan kontrol serta anak petak terdiri atas lima jenis gulma daun lebar; dan (3) uji virulensi terhadap tanaman budidaya menggunakan rancangan rancangan petak terbagi, diulang empat kali. Petak utama terdiri atas tiga jamur patogen dan kontrol serta anak petak terdiri atas dua jenis tanaman budidaya. Variabel pengamatan meliputi gejala penyakit, morfologi jamur patogen, masa inkubasi, intensitas penyakit, serta bobot segar gulma dan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplorasi diperoleh jamur Fusarium sp., Colletotrichum sp., dan Curvularia sp. Jamur Fusarium sp., Colletotrichum sp., dan Curvularia sp. mampu meningkatkan intensitas penyakit pada Ageratum conyzides, Hyptis brevipes, Synedrella nodiflora, Emilia sonchifolia, dan Stachys arvensis berturut-turut sebesar 37,78; 97,78; 31,11; 44,44; dan 35,56% oleh Fusarium sp., 44,44; 95,56; 28,89; 35,56; dan 46,67% oleh Colletotrichum sp., dan 51,11; 100; 28,89; 31,11; dan 26,67% oleh Curvularia sp. Ketiga jamur patogen tersebut mampu mempercepat masa inkubasi pada kacang tanah dan kedelai berturut-turut sebesar 61,43 dan 85,71% oleh Fusarium sp., 51,91 dan 89,51% oleh Colletotrichum sp., dan 57,14 dan 86,2% oleh Curvularia sp.