Daftar Isi:
  • Upaya peningkatan produktivitas tanaman kentang melalui ekstensifikasi semakin sulit dilakukan karena semakin berkurangnya ketersediaan lahan yang sesuai untuk budidaya. Alternatif yang dapat digunakan adalah melalui program pemuliaan tanaman dengan pembentukan varietas yang memiliki kemampuan adaptasi pada lahan dengan keterbatasan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang, 2) mengetahui respon masing-masing varietas terhadap kondisi lingkungan di bawah naungan, dan 3) mengetahui varietas kentang yang paling sesuai digunakan untuk budidaya pada kondisi di bawah naungan. Penelitian eksperimental dilaksanakan pada bulan Desember 2018 hingga April 2019 di Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Rancangan yang digunakan adalah petak terbagi dengan dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah naungan menggunakan paranet dengan 3 taraf intensitas kerapatan (0%/kontrol, 40%, dan 65%), sedangkan faktor kedua adalah genotipe kentang (Agria, Vega, Tedjo MZ, Granola L, Granola Kembang, Lempeng, dan Jegruk). Karakter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang, diameter batang, bobot tanaman kering, bobot total umbi, rata-rata diameter umbi, jumlah umbi, luas daun, dan kerapatan stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan paranet dengan intensitas kerapatan 40% maupun 65% menurunkan nilai jumlah daun, jumlah batang, diameter batang, bobot tanaman kering, bobot umbi, rata-rata diameter umbi, jumlah umbi, kerapatan stomata dan luas daun. Sementara itu naungan 40% terlihat masih dapat meningkatkan tinggi tanaman dan meningkatkan luas daun, tetapi naungan 65% sudah mengurangi nilai kedua parameter tersebut. Penggunaan tujuh genotipe kentang menunjukkan nilai pertumbuhan dan hasil yang berbeda-beda, kecuali pada parameter luas daun dan kerapatan stomata. Berdasarkan parameter hasil, Jegruk merupakan genotipe yang paling mampu beradaptasi pada kondisi naungan.