Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah penduduk serta fluktuasi iklim berdampak pada kestabilan ketersediaan kentang nasional. Selain itu, rendahnya benih bermutu juga berkontribusi terhadap menurunnya produktivitas kentang. Teknologi aeroponik mulai dikembangkan untuk mengurangi rendahnya kecukupan benih kentang. Proses yang terjadi pada produksi benih kentang secara aeroponik sangatlah kompleks, karena berkaitan dengan iklim mikro (suhu, radiasi, intensitas cahaya, RH), dan nutrisi tanaman. Hubungan unsur iklim pada produksi benih kentang secara aeroponik belum diperoleh informasi ilmiah. Komplektivitas tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan permodelan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun permodelan sederhana pertumbuhan dan hasil produksi benih kentang secara aeroponik di dataran tinggi, (2) mendapatkan unsur iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil benih kentang, dan (3) mendapatkan pertumbuhan dan hasil benih kentang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2018 sampai Maret 2019 berlokasi di greenhouse Perusahaan Benih Difa Banjarnegara. Lokasi berasa di ketinggian ± 1.663 mdpl. Penelitian ini menggunakan instalasi aeroponik sebanyak 2 buah, masing-masing berukuran 5 m x 1 m. Setiap box aeroponik berisi 125 tanaman. Faktor yang dicoba yaitu penambahan lampu LED red blue 12 Watt ketinggian 110 cm (T1) dan kontrol (tanpa lampu). Variabel yang diamati iklim mikro (suhu, radiasi, intensitas cahaya, RH) dan pertumbuhan tanaman (jumlah daun, tinggi daun, dan bobot umbi). Data evapotranspirasi dianalisis dengan model linear dan model nonlinear eksponensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model linear didapatkan persamaan Y = 433,84 – 1,75 (ET) dengan R sebesar 0,67 dan RMSE sebesar 8,10 untuk T1, sedangkan model linear didapatkan persamaan Y = 1490,41 – 6,12 (ET) dengan R 2 2 sebesar 0,36 dan RMSE sebesar 8,20 untuk Kontrol. Model nonlinear didapatkan persamaan Y = 115.205 e sebesar 0,59 dan RMSE sebesar 8,84 untuk T1, sedangkan model nonlinear didapatkan persamaan Y = 4E+11 e -0,04 (ET) 2 dengan R -0,10 (ET) sebesar 0,34 dan RMSE sebesar 8,58 untuk Kontrol. Evapotranspirasi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang aeroponik. Evapotranspirasi rata-rata sebesar 40,56 mm/hari pada T1 memberikan tinggi tanaman sebesar 54,67 cm, jumlah daun sebesar 143,58 helai dan bobot umbi sebesar 19 gram. Evapotranspirasi rata-rata sebesar 19,39 mm/hari pada Kontrol memberikan tinggi tanaman sebesar 51,92 cm, jumlah daun sebesar 236, 67 helai dan bobot umbi sebesar 26 gram. Kata kunci: Kentang, Aeroponik, model linear, model nonlinear 2 dengan R