Daftar Isi:
  • Pakcoy merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kehilangan hasil panen diakibatkan oleh penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan jamur Sclerotium rolfsii. Pengendalian penyakit ini sering dilakukan menggunakan pestisida. Namun penggunaan pestisida menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu cara yang aman untuk mengendalikan S. rolfsii yaitu dengan metabolit sekunder agensia pengendalian hayati, yaitu Bio P60 dan Bio T10. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan Bio T10 dan Bio P60 tunggal dan gabungan dalam menekan penyakit busuk pangkal batang pada pakcoy, dan mengetahui kemampuan Bio T10 dan Bio P60 tunggal dan gabungan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Penelitian dilaksakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman pada bulan November 2018 sampai Maret 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan petak terbagi (split plot) dengan petak utama waktu aplikasi (sebelum dan sesudah inokulasi S. rolfsii), sedangkan anak petak terdiri atas perlakuan metabolit sekunder (Bio T10, Bio P60, dan Bio T10 + Bio P60). Variabel yang diamati yaitu masa inkubasi, intensitas penyakit, tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot segar tanaman. Hasil penelitian menunjukkan waktu pemberian metabolit sekunder sesudah dan sebelum tidak memberikan pengaruh pada variabel pengamatan. Perlakuan gabungan Bio T10 + Bio P60 mampu memperlama masa inkubasi, menekan intensitas penyakit, dan meningkatkantinggi tanaman, bobot segar tanaman yaitu masing-masing sebesar 57,63; 147,181; 64,4; dan 82,01%. Perlakuan tunggal Bio T10 mampu meningkatkan jumlah daun sebesar 9,03%.