Daftar Isi:
  • Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun, produksinya mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya salah satu hama tanaman yaitu ulat krop (Crocidolomia pavonana F.). Jamur Beauveria bassiana mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai agen pengendali hayati. Jamur ini dapat diperbanyak pada media yang mengandung nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya salah satunya yaitu media dari tepung. Upaya untuk memenuhi nutrisi jamur B. bassiana perlu diujikan empat jenis tepung yaitu, tepung kedelai, terigu, beras dan ketan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tepung yang tepat sebagai media perbanyakan B. bassiana untuk mengendalikan hama C. pavonana F. pada tanaman pakcoy. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada bulan Oktober 2018 sampai Januari 2019. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu in vitro dan in planta. Penelitian tahap pertama (in vitro) menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, yaitu media perbanyakan PDB (P0), tepung kedelai 2% (P1), tepung terigu 2% (P2), tepung beras 1,5% (P3), dan tepung ketan 1,5% (P4). Penelitian tahap kedua (in planta) menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdapat 2 unit tanaman, perlakuan yang diujikan yaitu kontrol negatif (K), kontrol positif (K+), media perbanyakan PDB (P0), tepung kedelai 2% (P1), tepung terigu 2% (P2), tepung beras 1,5% (P3), tepung ketan 1,5% (P4), dan pestisida Decis (P5). Variabel pengamatan pada tahap pertama yaitu kerapatan spora, lalu tahap kedua meliputi mortalitas larva, intensitas seranagan, dan bobot segar tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung terigu (2%) dan kedelai (2%) merupakan jenis tepung yang tepat untuk pertumbuhan B. bassiana dengan kepadatan spora 3,842 x 107 spora/ml dan 2,948 x 107 spora/ml; tepung kedelai (2%), terigu (2%), dan beras (1,5%) mampu menekan intensitas serangan C. pavonana F. sebesar 27,74%; 19,32%; dan 30,09%; pemberian B. bassiana tidak berpengaruh terhadap mortalitas C. pavonana F. dan bobot segar tanaman.