Daftar Isi:
  • Metabolit sekunder adalah zat biosintesis yang berasal dari binatang, tanaman, dan mikroba seperti bakteri atau jamur yang dapat diaktifkan dengan asosiasi antara endofit-tanaman atau antara endofit-endofit. Jamur entomopatogen menghasilkan berbagai metabolit sekunder dengan nilai kandungan bahan yang tinggi seperti antibiotik, zat sitotoksik, insektisida, senyawa yang mempromosikan atau menghambat pertumbuhan, penarik dan penolak dan semakin penting untuk aplikasi bioteknologi pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metabolit sekunder jamur entomopatogen isolat asal Desa Cipete, Papringan, dan Pasir Kulon terhadap: mortalitas, populasi, intensitas serangan, dan populasi musuh alami hama walang sangit (Leptocorisa acuta). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman dan sawah percobaan di Desa Pasir Kidul, Purwokerto Barat, Banyumas, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2018 sampai Maret 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 11 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol (P0), isolat asal Desa Cipete dengan konsentrasi 5% (P1), 10% (P2), 15% (P3), isolat asal Papringan dengan konsentrasi 5% (P4), 10% (P5), 15% (P6), isolat asal Desa Pasir Kulon dengan konsentrasi 5% (P7), 10% (P8), 15% (P9), dan insektisida bahan aktif imidakloprid 0,5g/liter (P10). Variabel yang diamati adalah mortalitas, populasi, intensitas serangan, dan musuh alami hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Metabolit sekunder jamur entomopatogen isolat pasir kulon dengan konsentrasi 10% dan 15% mampu membunuh ≥80 % walang sangit pada hari ketiga.; 2) semua metabolit sekunder jamur entomopatogen yg diuji mampu menekan populasi walang sangit sebesar 77,6% - 100%; 3) metabolit sekunder jamur entomopatogen P8 (10%) dan P9 (15%) mampu menekan intensitas serangan walang sangit sebesar 92,2% dan 92,8% ; 4) metabolit sekunder jamur entomopatogen tidak mempengaruhi populasi musuh alami Lycosa sp., Atypena sp., Oxyopes sp. dan Tetragnatha sp..