Daftar Isi:
  • Pythium sp. merupakan salah satu jamur patogen yang menyebabkan penyakit rebah semai pada tanaman mentimun. Pengendalian secara hayati menggunakan jamur antagonis Trichoderma harzianum merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menekan perkembangan penyakit rebah semai pada tanaman mentimun. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan T. harzianum sebagai agensia pengendali hayati yaitu pemilihan medium pembawa dalam pembuatan pemformulaan cair T. harzianum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi tepung kedelai yang tepat dalam pembuatan formula cair untuk pertumbuhan T. harzianum, pengaruh T. harzianum pada pemformulaan cair tepung kedelai terhadap penekanan penyakit rebah semai pada tanaman mentimun, dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit mentimun. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan screen house, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman pada bulan September sampai Desember 2017. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap in vitro dan tahap in planta. Tahap in vitro menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dicoba yaitu T. harzianum dalam Potato Dextrose Broth, T. harzianum dalam bahan pembawa tepung kedelai 1, 2, 3 dan 4%. Variabel yang diamati adalah kepadatan konidium. Tahap in planta menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dicoba yaitu kontrol, T. harzianum dalam Potato Dextrose Broth (kontrol), T. harzianum dalam bahan pembawa tepung kedelai 1, 2, 3, dan 4%. Variabel yang diamati adalah masa inkubasi, kejadian penyakit, luas area di bawah kurva perkembangan, potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, tinggi tanaman, bobot segar akar, bobot segar tajuk, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan formula cair yang terbaik untuk pertumbuhan T. harzianum adalah dengan menggunakan tepung kedelai konsentrasi 2% yang menghasilkan kepadatan konidium sebesar 67,10% dibandingkan dengan perlakuan PDB. Formula tersebut dapat menekan penyakit rebah semai sebesar 66,67%, meningkatkan bobot basah akar sebesar 57,36%, bobot basah tajuk sebesar 43,81% dan panjang akar sebesar 41,81% apabila dibandingkan dengan tanaman kontrol.