Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, personal cost, personal responsibility, dan tingkat kecurangan, terhadap intensi whistleblowing dengan dilema etika sebagai variabel pemoderasi pada Inspektorat Kabupaten dan Kota Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Inspektorat Kabupaten Pekalongan dan Inspektorat Kota Pekalongan dengan total populasi berjumlah 69. Sampel penelitian ini berjumlah 32 didapat dari penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu pegawai Inspektorat yang menjabat sebagai pegawai fungsional yang terdiri dari P2UPD, Auditor, serta fungsional umum/staff lain, dalam hal ini terdapat 19 pegawai fungsional Inspektorat Kabupaten Pekalongan dan 13 pegawai fungsional Inspektorat Kota Pekalongan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi whistleblowing; (2) Personal cost berpengaruh signifikan terhadap intensi whistleblowing; (3) Personal responsibility berpengaruh signifikan terhadap intensi whistleblowing; (4) Tingkat kecurangan berpengaruh signifikan terhadap intensi whistleblowing; (5) Komitmen organisasi, personal cost, personal responsibility, dan tingkat kecurangan berpengaruh signifikan terhadap intensi whistleblowing; (6) Dilema etika tidak mampu memoderasi pengaruh komitmen organisasi, personal cost, personal responsibility, dan tingkat kecurangan terhadap intensi whistleblowing. Implikasi dari kesimpulan diatas yaitu intensi whistleblowing di Inspektorat Kabupaten Pekalongan dan Inspektorat Kota Pekalongan dapat meningkat dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya, penelitian ini membuktikan bahwa intensi whistleblowing dapat dipengaruhi oleh personal cost, personal responsibility serta tingkat kecurangan. Kemampuan dilema etika dalam memoderasi variabel yang mempengaruhi intensi whistleblowing masih memerlukan adanya faktor lain seperti status manajerial. Kecurangan yang dilakukan seseorang yang memiliki status manajerial yang tinggi sehingga mampu mengambil keputusan untuk kepentingan perusahaan, maka kecil kemungkinan bagi anggota organisasi untuk melaporkan. Misalnya, perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang sudah dimanipulasi, untuk menaikkan citra perusahaan atau menaikkan laba untuk meningkatkan bonus karyawan.