Kelimpahan Bakteri dan Flagellata Pada Serasah Daun Matoa (Pometia Pinnata) Terdekomposisi di Hutan Damar Baturraden
Daftar Isi:
- Daun yang jatuh ke tanah mengalami proses dekomposisi setelah beberapa waktu. Perbedaan suhu, kelembaban tanah dan udara, dan wilayah geografis dapat mempengaruhi tingkat disintegrasi serasah. Aksi mikroorganisme tanah dalam mendekomposisi serasah bergantung pada kelembaban dan suhu. Bakteri dan protozoa merupakan kelompok mikroorganisme yang berperan dalam mengendalikan kapasitas lingkungan tanah melalui proses dekomposisi dan siklus nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri dan flagellata pada serasah daun matoa yang terdekomposisi di tanah hutan damar Baturraden, dan mengetahui laju dekomposisi serasah daun matoa di hutan damar Baturraden. Penelitian ini menggunakan metode survey dan cara pengambilan sampel dilakukan secara acak terpilih (Purposive random sampling). Perhitungan kelimpahan bakteri menggunakan metode TPC, dan penghitungan kelimpahan flagellata dilakukan secara langsung menggunakan mikroskop. Pengukuran laju dekomposisi serasah menggunakan metode litter bag experiment. Analisis korelasi antara laju dekomposisi serasah dengan kelimpahan bakteri dan flagellata berdasarkan data hasil dari TPC dan litter bag experiment. Parameter penelitian yang diamati meliputi kelimpahan bakteri dan flagellata yang terlibat dalam dekomposisi daun matoa, laju dekomposisi serasah daun matoa, rasio C:N, suhu, kelembaban, dan pH tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri dan flagellata semakin meningkat sering dengan lamanya waktu dekomposisi serasah matoa. Kelimpahan bakteri dan flagellata pada awal penelitian (hari ke-4) secara berturut-turut adalah 1,9 x 10 6 -1 CFU’s.g dan 5,65 x 10 2 -1 ind.g sedangkan pada akhir penelitian kelimpahan masing- masing mencapai 4,2 x 10 12 -1 CFU’s.g dan 2,3 x 10 3 -1 ind.g . Nilai laju dekomposisi serasah daun matoa di kebun Raya Baturraden petak 3 selama 49 hari adalah 0,0919 % per hari.
