Status permudaan mangrove di segara anakan Cilacap
Daftar Isi:
- Ekosistem mangrove Segara Anakan setiap tahunnya mengalami penurunan luas. Penurunan luas ekosistem mangrove Segara anakan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti manusia dan alam. Permudaan hutan merupakan peremajaan hutan yang komponennya terdiri atas tingkat semai, pancang dan pohon. Proses permudaan hutan merupakan aspek ekologi yang cukup besar peranannya terhadap pembentukan struktur tegakan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status permudaan mangrove di Segara Anakan, Cilacap serta faktor lingkungan yang mempengaruhi status permudaan mangrove tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan plot sampling. Teknik pengambilan sampel dengan plot kuadrat. Sampling dilakukan pada 12 stasiun di kawasan hutan mangrove Segara Anakan, Cilacap. Setiap stasiun dibuat 3 plot dengan ukuran 10 m x 10 m untuk pohon, 5 m x 5 m untuk pancang serta 1 m x 1 m untuk semai dengan jarak 50 m sebanyak 3 ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi DBH pohon, nama spesies dan jumlah individu tiap spesies pada tingkat semai, pancang, dan pohon. Faktor lingkungan meliputi temperatur (air dan udara), salinitas, pH tanah, kelembaban tanah, serta kandungan air dalam tanah. Analisis yang dilakukan meliputi analisis struktur komunitas yang berupa INP, keanekaragaman, serta komposisi spesies. Analisis BIOENV/BEST digunakan untuk menganalisa korelasi faktor lingkungan dengan permudaan. Status permudaan mangrove di Segara Anakan Cilacap adalah sangat baik. Faktor lingkungan yang berperan terhadap status permudaan mangrove di Segara Anakan Cilacap antara lain temperatur air, temperatur udara, pH, kelembaban dan kandungan air.