Daftar Isi:
  • Jamur pangan atau jamur konsumsi telah banyak dikembangkan di Indonesia karena diketahui tidak hanya bernilai gizi tinggi, tetapi beberapa diantaranya memiliki manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah memiliki sifat antioksidan. Antioksidan bermanfaat mencegah terjadinya berbagai macam penyakit seperti kanker dan penuaan dini. Antioksidan yang terdapat pada jamur disebabkan karena adanya Beta (β)-glukan. β-glukan merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan β( ,3) dan β-(1,6)-glukosida. Dinding sel jamur diketahui mengandung β-glukan yang merupakan komponen utama senyawa polisakarida. Aktivitas antioksidan dan kadar β-glukan dapat bervariasi tergantung jenis jamur dan ekstraksi yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar β-glukan beberapa jenis jamur pangan di Indonesia yakni jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus - PO), jamur portabella (Agaricus brunescens - PORTA), jamur kuping (Auricularia auricula - AA), jamur merang (Volvariella volvacea - VV), dan jamur shiitake (Lentinus edodes - LE). Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai. Jamur diekstraksi menggunakan pelarut air pada suhu 100 C dan tekanan 1 atm dengan variasi waktu ekstraksi 15 menit (E15), 30 menit (E30) dan 45 menit (E45). Kadar β-glukan hasil ekstraksi dianalisis dengan Megazyme tools kit KYBGL. Uji aktivitas antioksidan jamur pangan menggunakan metode β-carotene bleaching (BCB). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jamur PO memperlihatkan aktivitas antioksidan tertinggi pada E30, PORTA memperlihatkan aktivitas antioksidan tertinggi pada E15 sedangkan untuk AA, VV dan LE masing-masing memperlihatkan aktivitas antioksidan tertinggi pada E30. Jamur PORTA, AA dan LE memperlihatkan β-glukan tertinggi pada E30. Jamur PO pada E15, sedangkan VV pada E45. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa kadar β-glukan yang terdapat pada masing-masing jamur, tidak memiliki korelasi dengan aktivitas antioksidan.