Daftar Isi:
  • Permasalahan ketersediaan unsur hara fosfat dalam tanah yang terfiksasi oleh unsur lain karena sifatnya yang mobil sehingga sulit untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup. Salah satu untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pupuk organik spesifik (POS) yang berbahan kotoran ternak, asam humat dan fulvat dari ekstrak limbah organik, bakteri pelarut fosfat dengan plus signal quorum sensing dari ekstrak akar tanaman. Asam humat dan fulvat mampu melepaskan ikatan fosfat dan ion-ion lain melalui pengkelatan, bakteri pelarut fosfat akan meningkat dengan plus signal quorum sensing sehingga asam-asam organik tanah meningkat dan dapat menyediakan P bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan 1) Menentukan formulasi POS (Pupuk Organik Spesifik) yang tepat terhadap P tersedia 2) Menentukan dosis POS (Pupuk Organik Spesifik) yang efektif terhadap P tersedia 3) Menentukan pengaruh masing-masing dosis POS. Penelitian dilakukan di Laboratorium Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian serta Laboratorium Riset Universitas Jenderal Soedirman dari bulan Mei sampai September 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan, tiga kali ulangan. Perlakuan faktor pertama adalah jenis POS dengan aras tanpa POS, 2 % HF, 4 % HF, 6 % HF, 8 % HF dan 10 % HF. Faktor kedua adalah dosis POS dengan aras 1 %, 2 % dan 3 %. Variabel yang diamati adalah pH media, populasi bakteri pelarut fosfat, P terlarut dan efisiensi P. Pengamatan dilakukan dua kali masa inkubasi, satu minggu dan dua minggu. Hasil penelitian menunjukkan jenis fosfat yang terbaik adalah mengandung HF 2 % dengan dosis berkisar 2.24 gram/100 ml – 2.79 gram/100 ml.