ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. I DENGAN KETUBAN PECAH DINI DAN BBLR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SLAMET GARUT TAHUN 2018
Daftar Isi:
- Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah persalinan (WHO, 2014). Salah satu komplikasi pada kehamilan adalah ketuban pecah dini, berdasarkan data di RSUD Dr Slamet Garut angka kejadian dengan kasus-kasus obstetri pada tahun 2017 menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) berjumlah 25 orang atau 0,40% dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 173 atau dari jumlah persalinan 6507 orang di tahun 2017. Dan pada kasus ketuban pecah dini di ruang bersalin pada tahun 2017 mencapai 115 kasus, pada kasus Berat Badan Lahir Rendah pada tahun 2017 mencapai 137 kasus. Tugas laporan ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. I di RSUD Dr.Slamet Garut Tahun 2018 menggunakan metode Case Study dengan pendekatan Continuity of Care serta dilakukan pendokumentasian secara SOAP. Hasil yang diperoleh dalam asuhan kebidanan, yaitu pada kehamilan ibu tidak mengalami komplikasi atau penyulit. Pada persalinan ibu mengalami Ketuban Pecah Dini(KPD), proses persalinan dimulai dari kala I sampai kala IV berjalan normal dengan induksi persalinan menggunakan drip Oksitosin tanpa ada kegawatdaruratan sehingga klien dapat dilahirkan secara spontan. Pada masa nifas, keadaan umum ibu baik, ASI lancar dan ibu menyusui dengan ASI ekslusif. Pada bayi baru lahir, bayi lahir spontan langsung menangis, keadaan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) dan tidak ada kelainan. Setelah ibu melahirkan ibu langsung dipasang KB IUD. Diharapakan pihak RSUD Dr Slamet Garut dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah diberikan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada setiap klien atau pasien khususnya dalam penanganan kasus ketuban pecah dini dan BBLR agar dapat menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi.