Daftar Isi:
  • Berdasarkan pengamatan WHO (world health organization), angka kematian stroke infark pada tahun 2010 mengalami peningkatan dalam setahun sekitar lima juta orang yang mengalami kelumpuhan permanen. Berdasarkan data di RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2011 sebanyak 500 orang dalam setahun dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena stroke, kejadian stroke infark lebih banyak sekitar 85% dibandingkan dengan stroke hemoragik 15%. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai asuhan keperawatan yang dilakukan secara komprehensif pada Ny.T di RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2019 menggunakan metode Case Study dengan pendekatan Continuity of Care serta dilakukan pendokumentasian secara SOAP dengan menggunakan langkah deskriptif melalui pendekatan, wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pendokumentasian. Hasil yang diperoleh dalam asuhan keperawatan, yaitu pada stroke infark mengalami kelemahan otot, dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, hambatan mobilitas fisik, defisit perawatan diri dan risiko jatuh. Pada perencanaan yang dilakukan fokus terhadap penurunan tekanan darah, manejemen pelatihan ROM, personal hygine, manajemen risiko cedera. Dari semua diagnosa hanya beberapa yang tercapai dikarenakan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, risiko jatuh dan perawatan diri sudah teratasi. Kesimpulannya bahwa semua diagnosa teratasi sebagian karena keterbatasan fisik. Untuk perawatan selanjutnya dilanjutkan oleh perawat ruangan dan peran keluarga. Penulis bekerjasama dengan pihak Rumah Sakit untuk memberikan sarana khusus untuk pasien penderita stroke.-- Based on the observations of the WHO (world health organization), the death rate for stroke infarction in 2010 has increased in a year about five million people who experience permanent paralysis. Based on data in RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung in 2011 as many as 500 people a year were treated at Hasan Sadikin Hospital in Bandung for strokes, the incidence of infarct stroke was about 85% more than the hemorrhagic stroke of 15%. The purpose of this report is to provide a comprehensive overview of nursing care carried out by Mrs. T in Dr. Hasan Sadikin Bandung in 2019 used the Case Study method with the Continuity of Care approach and SOAP documentation was carried out using descriptive steps through approaches, interviews, physical examinations, observation and documentation. The results obtained in nursing care, namely in stroke infarction experienced muscle weakness, with the nursing diagnosis ineffective cerebral tissue perfusion, physical mobility impediments, self-care deficits and the risk of falling. In the planning that was carried out focused on lowering blood pressure, ROM training management, personal hygiene, injury risk management. Of all the diagnoses only a few have been achieved due to ineffective cerebral tissue perfusion, risk of falls and self-care has been resolved. The conclusion is that all diagnoses are resolved partly because of physical limitations. For further treatment, it is continued by room nurses and family roles. The author collaborates with the hospital to provide special facilities for stroke patients.