HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM TIFOID PADA REMAJA
Daftar Isi:
- Demam tifoid atau lebih dikenal dengan nama thypus merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pencernaan dan masih banyak terjadi di masyarakat Indonesia. Di Kota Bandung angka kejadian demam tifoid pada tahun 2018 mencatat 2.115 kasus dan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dan terbanyak terjadi pada remaja dengan angka kejadian 863 kasus. Banyaknya kejadian demam tifoid dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan mengenai penyakit demam tifoid serta rendahnya sikap remaja mengenai kebersihan dan sanitasi lingkungan menjadikan angka kejadian demam tifoid semakin tinggi. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan demam tifoid pada remaja. Metode: Metode yang digunakan adalah kajian literatur. Penelusuran database dilakukan melalui Google Scholar, ProQuest, dan PubMed (2015-2020), menggunakan kata kunci pencarian “Tingkat Pengetahuan”, “pengetahuan”, “Knowledge”, “sikap”, “Attitude”, “pencegahan”, “practice”, “Demam Thypoid”, “thypoid fever”, “salmonella thypi”, “remaja”, dan “adolescents”. Hasil: Kajian menemukan sembilan penelitian mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan pencegahan demam tifoid yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan. Kesimpulan: Beberapa artikel penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan demam tifoid. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka akan semakin baik sikap untuk melakukan pencegahan demam tifoid.-- Introduction: Typhoid fever, known as typhus, is an acute infectious disease that affects the digestive system. The case of typhoid fever is frequently happening in Indonesia. For example, the number of typhoid fever in Bandung city is about 2.115 cases during 2018, and it substantially increases every year. The most common cases are adolescents, with the number of typhoid fever is 863 cases. The most typhoid fever cases can be caused by lacking knowledge about typhoid fever and the ignorance of hygiene and environmental sanitation. Aim: This research is intended to identify the relationship between the level of knowledge and behavior toward the prevention of typhoid fever among adolescents. Methods: This research method uses the literature review. The database is done through Google Scholar, ProQuest, and PubMed (2015-2020), with the keywords of “Tingkat Pengetahuan”, “pengetahuan”, “Knowledge”, “sikap”, “Attitude”, “pencegahan”, “practice”, “Demam Typhoid”, “typhoid fever”, “salmonella thypi”, “remaja”, and “adolescents”. Results: There are nine studies found about the level of knowledge, behavior, and prevention of typhoid fever that meet the required inclusion and exclusion criteria. Conclusion: Some articles discover the significant relationship between the level of knowledge and behavior toward the prevention of typhoid fever. The higher level of knowledge influences better behavior to prevent typhoid fever.