GAMBARAN KESEHATAN MENTAL DAN KOPING RELIGIUS NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II A BANDUNG
Daftar Isi:
- Dampak fisik dan psikologis yang dialami oleh narapidana dapat membuat mereka merasa cemas, depresi, stres, sedih, sepi dan jenuh. Hal ini artinya bagi sebagian besar narapidana, penjara bukan saja hukuman fisik melainkan juga hukuman psikologis. Untuk itu narapidana harus memiliki kemampuan mengatasi sumber-sumber stres dalam hidup dengan melakukan berbagai cara untuk mempererat hubungan individu dengan Tuhan, kemampuan ini disebut koping religius. Kemampuan koping religius yang baik akan sangat membantu narapidana dalam menghadapi masa-masa yang sulit dan penuh tekanan dalam masa pembinaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan mental dan koping religius pada narapidana di lembaga pemasyarakatan perempuan kelas II A Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan desain cross sectional, pada 118 sampel dengan menggunakan purposive sampling . Hasil penelitian didapatkan kesehatan mental narapidana memiliki tingkat kesehatan mental yang baik karena narapidana dominan memiliki kontrol perilaku yang baik sebanyak 94 responden (79,7%) adapun koping religius narapidana memiliki tingkat koping religius yang positif sebanyak 96 responden (50,8%). Adapun 22 responden (49,2%) memiliki koping religius negatif. Bagi Lembaga Pemasyarakatan agar dapat memfasilitasi konseling dengan ahli untuk membantu narapidana dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.-- The physical and psychological impacts experienced by prisoners can make them feel anxious, depressed, stressed, sad, lonely and bored. This means that for most prisoners, prisons are not only physical punishment but also psychological punishment. For that inmate must have the ability to overcome the sources of stress in life by doing various ways to strengthen individual relations with God, this ability is called religious coping. Good religious coping skills will greatly assist inmates in facing difficult and stressful times during coaching. This study aims to find out the description of mental health and religious coping in prisoners in a class II A Bandung correctional institution. This research is a quantitative research with descriptive method with cross sectional design, in 118 samples using purposive sampling. The results showed that the mental health of prisoners had a good level of mental health because dominant inmates had good behavior control as many as 94 respondents (79.7%) while religious coping inmates had a positive religious coping level of 96 respondents (50.8%). The 22 respondents (49.2%) had negative religious coping. For Correctional Institutions to be able to facilitate counseling with experts to assist inmates in solving the problems.