faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit difteri di wilayah kerja puskesmas taraju kabupaten tasikmalaya (SKP 0897)
Main Author: | Yangai, Ngabehi Naga |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.umtas.ac.id/180/5/COVER%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/6/ABSTRAK%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/2/BAB%20II%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/1/BAB%20I%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/3/BAB%20III%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/4/DAFTAR%20PUSTAKA%20YANGAI_1.pdf http://repository.umtas.ac.id/180/ |
Daftar Isi:
- Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun. Berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan difteri diantaranya adalah faktor penduduk, faktor lingkungan, dan pelayanan kesehatan, status gizi dan imunisasi. Data pada tahun 2018 di Puskesmas Taraju kasus kejadian difteri mencapai 18 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit difteri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini studi komparatif dengan pendekatan case control. Sampel sebanyak 36 orang diperoleh dengan teknik maching individual. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil menunjukkan umur responden sebagian besar balita (66.7%), status imunisasi sebagin besar lengkap (52.8%), status gizi sebagian besar kurus (52.8%), kepadatan hunian termasuk normal (55.6%) dan kejadian difteri sebanyak 18 orang (50.0%). Hasil uji statistik didapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit difteri adalah status imunisasi (p value 0,000), status gizi (p value 0,000), kepadatan hunian (p value 0,003) dan faktor yang tidak ada hubungan adalah umur (p value 0,077) dan kondisi rumah (0.305). Oleh karena itu, sebagai upaya mencegah kejadian difteri pada anak, maka sebaiknya anak diberikan imunisasi secara lengkap di fasilitas kesehatan, memberikan makan sesuai dengan gizi yang seimbang.