Daftar Isi:
  • Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih kurang. Hal ini terbukti ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita, cara mengerjakan siswa langsung menuju pada jawabannya saja tanpa memperhatikan langkah-langkah dalam pemecahan masalah. Serta kreativitas siswa pada saat pembelajaran matematika belum dikembangkan. Sehingga perlu inovasi dan pemilihan model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Salah satu model yang diterapkan yaitu model pembelajaran pair check. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran pair check lebih baik dari pada kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan metode ceramah pada materi pecahan di kelas V SDN Kalicari 01.Kelas yang digunakan ada dua yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen dengan diberikan tes yang sama. Data yang diperoleh di uji hipotesis dengan uji t. Hasil analisis uji hipotesis yaitu kreativitas siswa yang menggunakan model pembelajaran pair check lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah, yaitu rata-rata untuk model pembelajaran pair check 26,214 dan metode ceramah 23,862. Hasilnya dapat dilihat dari uji t model pembelajaran pair check lebih efektif dari pada metode ceramah, ditunjukkan dengan thitung > ttabel. thitung 2,078 dan ttabel = 2,006. Artinya Artinya Ho ditolak Ha diterima. Kemampuan pemecahan masalah juga menunjukkan pada model pembelajaran pair check lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat rata-rata kemampuan pemecahan masalah pada model pembelajaran pair check = 83,452 dan pada metode ceramah = 73,448. Dan data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hasilnya juga dapat dilihat saat uji t yang menunjukkan thitung > ttabel. thitung = 2,118 dan ttabel = 2,006. Artinya Ho ditolak Ha diterima. Kata Kunci : model pair check, kreativitas, kemampuan pemecahan masalah