Daftar Isi:
  • Gagal Ginjal Kronik (GGK) secara progresif kehilangan fungsi ginjal nefronnya satu persatu secara bertahap menurunkan keseluruhan fungsi ginjal. Obat Antihipertensi mempunyai jalur eliminasi melalui ginjal. Pada kondisi gagal ginjal, obat antihipertensi dapat menyebabkan penumpukan pada ginjal sehingga bisa memperburuk fungsi ginjal. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran pengobatan gagal ginjal kronik dan mengetahui hubungan kerasionalan pengobatan antihipertensi pada pasien gagal ginjal kronik dengan kejadian komplikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan mengumpulkan data yang bersumber dari rekam medik di rumah sakit, dengan populasi pasien gagal ginjal kronik selama tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi kerasionalan terapi pengobatan antihipertensi pada penderita GGK tepat indikasi 100%, tepat obat 73,81% , tepat pasien 98,81% dan tepat dosis 94,05%. Setelah dianalisis menggunakan SPSS chi-square nilai p=0,074. Penggunaan terapi tunggal ARB 20 pasien (80%) dan untuk terapi kombinasi terbanyak golongan CCB dan ARB 49 pasien (83,05%), serta pada penggunaan dosis obat tunggal terbanyak valsartan (80 mg-160 mg) 19 pasien (76%) dan dosis kombinasi penggunaan obat amlodipin (10 mg) dan valsartan (80 mg-160 mg) sebanyak 45 pasien (76,20%). Kesimpulan yang diambil pengobatan antihipertensi pada penderita GGK belum rasional karena terdapat salah satu evaluasi ketepatan yang tidak sesuai literatur. Berdasarkan analisis SPSS chi-square tidak terdapat hubungan antara kerasionalan pengobatan antihipertensi dengan kejadian komplikasi pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Kata kunci : Kerasionalan, Antihipertensi, Gagal Ginjal Kronik, komplikasi