Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Anak retardasi mental memiliki keterbatasan sosialisasi dikarenakan tingkat kecerdasannya rendah, sehingga cukup sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan sosialisasi anak dapat dipengaruhi oleh sikap atau penerimaan keluarga, diantaranya sikap keluarga yang menolak dan menyembunyikan keberadaan anak serta tidak mengizinkan anak untuk keluar rumah. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dan utama dalam mengenal kehidupan sosial. Suatu keluarga seharusnya memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhan rasa aman bagi anak sehingga anak mampu mengembangkan dasar kepercayaan terhadap lingkungan dan mengenal kehidupan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi anak retardasi mental usia sekolah di SLB N Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 39 anak retardasi mental dan orang tua dengan teknik total sampling di SLB N Semarang. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji spearman. Hasil: Mayoritas responden (orang tua) mendukung terhadap kemampuan sosialisasi anak yaitu sebanyak 53,8% dan responden (anak) yang memiliki kemampuan sosialisasi yang baik yaitu sebanyak 51,3%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,000 maka hipotesis diterima. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kemampuan sosialisasi anak retardasi mental usia sekolah. Kata kunci : Dukungan keluarga, Kemampuan sosialisasi, Anak retardasi mental