GAMBARAN KETERKAITAN ANTARA KOINFEKSI TB – HIV/AIDS DENGAN KEJADIAN SUSPEK MULTIDRUGRESISTANT TUBERCULOSIS (MDR-TB) Studi observasional analitik terhadap Pasien Koinfeksi TB – HIV/AIDS di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah Semarang Periode 2008 – 2014

Main Author: Dawa, Ratdawati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unissula.ac.id/63/1/KTI%20RATDAWATI%20DAWA%20_012106255_Cover.pdf
http://repository.unissula.ac.id/63/2/KTI%20RATDAWATI%20DAWA%20_012106255_Daftar%20Isi.pdf
http://repository.unissula.ac.id/63/3/KTI%20RATDAWATI%20DAWA%20_012106255_Intisari.pdf
http://repository.unissula.ac.id/63/
Daftar Isi:
  • MDR – TB atau Multidrug Resistant Tuberculosis merupakan resistensi terhadap rifampisin dan isoniazid, dengan atau tanpa OAT lainnya. Koinfeksi TB – HIV/AIDS diketahui merupakan faktor yang dapat meningkatkan terjadinya suspek MDR - TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterkaitan antara koinfeksi TB – HIV/AIDS dengan kejadian suspek Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR – TB) pada pasien koinfeksi TB – HIV/AIDS di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah Semarang Periode 2008 – 2014. Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah Semarang Periode 2008 – 2014, dengan jenis penelitian observasional analitik cross sectional. Jumlah pasien HIV/AIDS koinfeksi Tuberculosis dari tahun 2008 – 2014 sebanyak 177 orang, sedang sampel yang diambil adalah 40 pasien TB - HIV/AIDS positif dan 40 pasien TB – HIV/AIDS negatif, pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan uji statistic yang digunakan adalah uji univariat dan uji bivariat. Setelah dilakukan analisis univariat, karakteristik suspek MDR-TB adalah 40,0% ditemukan pada usia 55-64 tahun, 30,0% di usia 35-44 tahun, 20,0% di usia 25-34 tahun, dan 10,0% di usia 19-24 tahun, dan jenis kelamin, pasien laki-laki lebih banyak (62,5%) daripada pasien perempuan (37,5%), kasus suspek MDR terjadi pada 10 orang (12,5%) dari total 80 sampel. Analisa bivariat juga menunjukkan p = 0,043 (p < 0,05), nilai RP MDR-TB negatif adalah 1,188 dengan IK95% (1,001-1,408). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada keterkaitan antara koinfeksi TB-HIV/AIDS dengan suspek MDR-TB di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah Semarang periode 2008 – 2014 dan pasien koinfeksi TB-HIV positif memiliki peluang untuk MDR-TB negatif 1,188 kali lebih kecil dibandingkan dengan pasien koinfeksi TB-HIV negatif. Kata Kunci: Koinfeksi TB – HIV/AIDS, suspek MDR-TB