Daftar Isi:
  • Diketahui bahwa jintan hitam merupakan salah satu tanaman dengan kandungan minyak atsiri, tymoquinone, thymol dan carvacrol bersifat sebagai antijamur. Kayu manis dengan kandungan minyak atsiri, sinamat aldehid, eugenol, tanin, saponin yang bersifat sebagai antijamur. Tujuan penelitian ini membandingkan efektifitas antijamur jintan hitam (Nigella sativa) dan kayu manis (Cinnamomum Burmanii) terhadap Candida Albicans pada plat resin akrilik sehingga mampu mencegah dan menanggulangi penyakit denture stomatitis. Penelitian ini berjenis in vitro eksperimental dengan Rancangan Post Test Only Group Design. Plat akrilik yang terkontaminasi dengan jamur Candida Albicans dengan tingkat kekeruhan Mc Farland 0,5 direndam dalam ekstrak jintan hitam konsentrasi 40% dan ekstrak kayu manis konsentrasi 40% selama 8 jam, selanjutnya plat akrilik di getarkan untuk menjatuhkan Candida albicans dalam tabung reaksi kemudian ditanam pada Sabarouth Agar Dextrose (SDA) selama 24 jam lalu di hitung dengan colony counter efektifitas antara ekstrak jintan hitam dan kayu manis. Replikasi dilakukan 16 kali. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pertumbuhan Candida albicans ekstrak jintan hitam dan kayu manis adalah 19.3750 dan 1.0625. Secara statistik rata-rata tersebut berbeda signifikan. Kemampuan hambat ekstrak kayu manis terhadap pertumbuhan Candida Albicans lebih tinggi dari pada ekstak jintan hitam. Hal ini terjadi karena kandungan minyak atsiri pada kayu manis lebih banyak dari pada jintan hitam. Disimpulkan bahwa ada perbedaan efektifitas antara ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dengan ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanii) terhadap Candida Albicans. Kata kunci: Jintan hitam, Kayu manis, Candida Albicans