MODEL PENINGKATAN KINERJA SDM MELALUI PROSEDURAL JUSTICE DAN KOMITMEN AFEKTIF DENGAN EFEK MODERASI SUPERVISI
Daftar Isi:
- Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggarakan upaya kesehatan dasar. Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pada kenyataannya sering terdengar kritik dan kecaman dari berbagai lapisan masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas yang kurang profesional dan kurang empati dalam melaksanakan program pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan explanatory research yang meneliti tentang pengaruh prosedural justice dan komitmen afektif terhadap kinerja sumberdaya manusia puskesmas terakreditasi di Jepara yaitu puskesmas Mlonggo, Puskesmas Jepara, Puskesmas Welahan I, dan Puskesmas Welahan II. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis SEM PLS dengan metode pengambilan sample “sensus” untuk jumlah 109 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi SDM terhadap procedural justice dalam organisasi maka akan meningkatkan tingkat komitmen afektif SDM, prosedural justice tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SDM, semakin tinggi komitmen afektif maka akan meningkatkan kinerja SDM, hasil penelitian ini membuktikan supervisi tidak memoderasi terhadap hubungan komitmen afektif dan kinerja SDM Puskesmas terakreditasi se - Kabupaten Jepara. Penelitian ini memiliki keterbatasan bahwa nilai R Square yang rendah, dimana variasi komitmen afektif hanya dapat dijelaskan prosedural justice sebesar 20,6 % sedangkan sisanya sebesar 79,4 % dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak masuk dalam model dan variasi kinerja dapat dijelaskan prosedural justice dan komitmen afektif sebesar 25,9 %, sisanya 74,1 % dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak masuk dalam model sehingga perlu memasukkan variable dependent lainnya sebagai variabel kontrol untuk dapat menguraikan masalah. Kata kunci : prosedural justice, supervisi, komitmen afektif, dan kinerja SDM.