PERBEDAAN KEJADIAN GLARE PADA PENGGUNAAN LENSA INTRAOKULAR POLYMETHYL METHACRYLATE DENGAN ACRYLIC HYDROPHILIC - Studi Observasional Analitik Penderita Pasca Operasi Katarak Metode Fakoemulsifikasi di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung Semarang

Main Author: Gunawan, Ivan Prabawa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unissula.ac.id/5186/1/Abstrak_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/2/Cover_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/3/Daftar%20Isi_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/4/BAB%20I_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/5/BAB%20II_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/6/BAB%20III_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/7/BAB%20V_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/8/BAB%20IV_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/9/Daftar%20Pustaka_1.pdf
http://repository.unissula.ac.id/5186/
Daftar Isi:
  • Glare dapat didefinisikan sebagai efek penurunan kontras cahaya dalam tampilan visual. Salah satu komplikasi yang ditimbulkan pasca operasi katarak metode fakoemulsifikasi dan dengan penanaman lensa intraokular adalah adanya keluhan glare. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kejadian glare pada penggunaan lensa intraokular (LIO) Polymethyl Methacrylate (PMMA) dengan Acrylic Hydrophilic pada penderita pasca operasi katarak metode fakoemulsifikasi di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung Semarang. Studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional ini dilakukan pada 80 pasien katarak yang menjalani operasi katarak metode fakoemulsifikasi dan dengan penanaman lensa intraokular di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung Semarang. Data pasien yang menjalani operasi katarak metode fakoemulsifikasi dan dengan penanaman lensa intraokular diperoleh dari catatan medis, kemudian data keluhan glare dianalisis dengan Chi-square (X2). Hasil analisis menggunakan Chi-square (X2) kejadian glare antara penggunaan LIO PMMA dengan Acrylic Hydrophilic diperoleh p=0,000 (p < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan kejadian glare pada penggunaan LIO PMMA dengan Acrylic Hydrophilic. Didapatkan nilai CI (Confidence Interval) tidak mencakup angka 1 (2,5-18,2) dengan OR 6,67 maka penanaman LIO PMMA dan Acrylic Hydrophilic merupakan faktor resiko terjadinya glare dan LIO PMMA memiliki risiko 6 kali lebih tinggi terjadinya glare dibandingkan Acrylic Hydrophilic. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kejadian glare pada penderita pasca operasi katarak metode fakoemulsifikasi dengan penanaman LIO PMMA dan Acrylic Hydrophilic di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung Semarang. Kata kunci: Glare, LIO, PMMA, Acrylic Hydrophilic