Daftar Isi:
  • Kloramfenikol dan Ceftriakson merupakan jenis antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan demam tifoid. Perbaikan klinis dan lama rawat inap pada pasien demam tifoid anak menurut kedua jenis obat tersebut pada berbagai penelitian menunjukkan hasil berbeda. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan perbaikan klinis dan lama rawat inap pada pasien anak dengan demam tifoid penerima Kloramfenikol dan Ceftriakson pada setting berbeda. Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional yang dilakukan pada pasien demam tifoid anak umur 2-6 tahun. Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling dengan kriteria status gizi baik dan tidak memiliki penyakit penyerta, terdiri dari 50 anak penerima Kloramfenikol dan 50 anak penerima Ceftriakson. Perbaikan klinis dilihat dari lama waktu untuk penurunan demam, peningkatan nafsu makan, dan hilangnya mual-muntah, sedangkan lama rawat inap dihitung dari lama waktu pasien dirawat di rumah sakit. Data diambil dari catatan rekam medis. Perbedaan perbaikan klinis dan lama rawat menurut jenis antibiotik dianalisis dengan uji Mann Whitney. Lama hari penurunan demam pada pasien penerima Kloramfenikol lebih lama daripada pasien penerima Ceftriakson (4,28±1,01 v.s 3,16±1,04 hari, p=0,000), perbaikan nafsu makan pasien penerima Kloramfenikol lebih lama daripada pasien penerima Ceftriakson (5,04±1,41 v.s 3,92±1,05 hari, p=0,000), hilangnya mual dan muntah pasien penerima Kloramfenikol lebih lama daripada pasien penerima Ceftriakson (4,20±1,34 v.s 3,32±0,89 hari, p=0,001), dan lama rawat inap pasien penerima Kloramfenikol juga lebih lama daripada pasien penerima Ceftriakson (6,10±1,09 v.s 5,08±1,18 hari, p=0,000). Kesimpulan: Ceftriakson menunjukkan perbaikan klinis dan lama rawat inap lebih cepat daripada Kloramfenikol pada pasien demam tifoid anak. Kata kunci: Kloramfenikol, Ceftriakson, Perbaikan Klinis, Lama Rawat Inap