HUBUNGAN INDEKS BRINKMAN DENGAN KEJADIAN RINOSINUSITIS PADA PASIEN RINITIS ALERGI - Studi Observasi Analitik di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang
Daftar Isi:
- Rinitis alergi dan rinosinusitis keduanya ditandai secara klinis dengan peradangan sinonasal dan reaksi imunologi oleh mediator inflamasi yang biasanya terjadi secara komorbid dan diduga rinitis alergi berperan dalam patogenesis rinosisnusitis.Beberapa literatur membuktikan bahwa merokok baik secara aktif maupun pasif berkonstribusi terhadap timbulnya rinosinusitis, namun dampak kuantitas rokok yang dihisap dan lamanya merokok belum dievaluasi.Indeks brinkman dapat menunjukkan derajat berat merokok dari hasil perkalian antara jumlah batang rokok yang dihisap per hari dengan lamanya merokok dalam tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks brinkman dengan kejadian rinosinusitis pada pasien rinitis alergi di Poli THT-KL RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian case control, sampel dipilih dengan metode consecutive sampling hingga mencapai 56 sampel kasus dan 56 sampel kontrol.Diagnosis rinosinusitis diperoleh darirekam medis pasien rinitis alergi di Poli THT-KL RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang periode Januari 2015- September 2015, sedangkan indeks brinkman diperoleh dari kuesioner.Data dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-Square didapatkan p = 0,007. Pasien rinitis alergi dengan indeks brinkman berat dan sedang memiliki resiko bermakna OR = 4,63 (IK =1,69 - 12,68) untuk mengalami rinosinusitis. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara indeks brinkman dengan kejadian rinosinusitis pada pasien rinitis alergi. Pasien rinitis alergi dengan indeks brinkman berat dan sedang beresiko mengalami rinosinusitis 4,63 kali lebih besar dibandingkan pasien rinitis alergi dengan indeks brinkman ringan. Kata kunci: rinitis alergi, rinoinusitis, merokok, indeks brinkman, RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang