Daftar Isi:
  • Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum ada tanda persalinan. Ketuban pecah dini akan meningkatkan resiko terhadap kehamilan. Untuk mencegah resiko perlu dilakukan tindakan untuk mempercepat lahirnya janin. Salah satunya dengan induksi persalinan menggunakan misoprostol pervaginam ataupun oksitosin drip. Perbedaan intervensi dengan oksotosin drip dan misoprostol pervaginam dapat memberikan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaanantara misoprostol pervaginam dan oksitosin drip terhadap keberhasilan induksi persalinan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif menggunakan data rekam medik ibu bersalin di bagian rekam medik RSI Sultan Agung Semarang periode Agustus 2015. Terdapat 57 sampel untuk kelompok kasus yang diinduksi dengan misoprostol pervaginam dan57 sampel kelompok kasus yang diinduksi oleh oksitosin drip. Dari 114 sampel kelompok kasus, terdapat 41sampel yang berhasil diinduksi oleh misoprostol pervaginam (32,1%) dan 16 sampel gagal diinduksi oleh misoprostol pervaginam (17,9%), sedangkan pada 57 sampel kelompok kasus yang diinduksi oleh oksitosin drip sebanyak 30 sampel berhasil diinduksi (26,3%) dan 27 sampel sisanya gagal induksi persalinan (23,6%). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi-square, hasilnya signifikan ( p = 0,034) Data hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pemberian misoprostol pervaginam dibandingkan dengan oksitosin drip terhadap keberhasilan induksi persalinan. Kata kunci : Ketuban pecah dini, misoprostol pervaginam, oksitosin drip.