Daftar Isi:
  • Dry eyeadalah penyakit multifaktorial air mata dan permukaan mata dengan gejala berupa gangguan kenyamanan, gangguan visual, dan lapisan air mata yang tidak stabil. Dry eye menurunkan ketajaman penglihatan akibat kerusakan epitel kornea, dalam tahap lanjut terjadi perforasi kornea yang berakibat kebutaan. Salah satu penyebab Dry eyeadalah tindakan bedah refraktif LASIK dan LASEK.Penelitian ini bertujuan untuk menilai jumlah perbedaan kejadian dry eye pada pasien pasca tindakan bedah refraktif LASIK dan LASEK di Semarang Eye Center (SEC) RSI Sultan Agung. Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional menggunakan 96 sampel mata yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusiterbagi atas dua kelompok yaitu, pasien pasca bedah refraktif LASIK dan LASEK. Pengambilan data sekunder menggunakan rekam medis dan dilakukan anamnesis melalui telepon menggunakan kuesioner OSDI. Selanjutnya hasil skor dibagi sesuai kriteria OSDI dan data dianalisis dengan uji Chi-Square (X2). Dari hasil penelitian padapasien pasca LASIK 6 mata (12,5%) mengalami dry eye mild, 4 mata (8,3%) mengalami dry eye moderate, 10 mata (20,8%) mengalami dry eye severe,dan pada pasien pasca LASEK terdapat 13 mata (27,1%) yang mengalami dry eye mild, 14 mata (29,2%) mengalami dry eye moderate, 12 mata (25%) mengalami dry eye severe. Hasil uji Chi-Square (X2) menunjukan menunjukkanterdapat perbedaan kejadian dry eye(p = 0,000) dan derajat dry eye moderate(p = 0,009) pada pasien pasca bedah refraktif LASIK dan LASEK. Nilai CI (Confidence Interval) tidak mencakup angka 1 (0,07-0,42) dan pada derajat dry eye moderate (0,07 – 0,73), maka LASEK merupakan faktor resiko terjadinya dry eye 0,165 kali dan 0,2 kali pada dry eye moderate dibandingkan dengan LASIK. Kesimpulan, terdapat perbedaan kejadian dry eyedan derajat dry eye moderatepada pasien pasca tindakan bedah refraktif LASIK dan LASEK di Semarang Eye Center RSI Sultan Agung. Kata kunci : Dry Eye, LASIK, LASEK