Daftar Isi:
  • Penggunaan antibiotik profilaksis yang tidak tepat dapat berkontribusi terhadap length of stay (LOS) pada pasien bedah bersih. Ketidaktepatan penggunaan antibiotik profilaksis pada pembedahan, baik dalam pemilihan antibiotik, durasi, waktu pemberian juga dapat pula memicu resistensi, membutuhkan biaya tinggi dan mengurangi efektifitas antibiotik. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan kualitas pemberian antibiotik profilaksis dengan LOS pada pasien bedah bersih. Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional menggunakan pendekatan reprospektif yang dilakukan pada 39 pasien operasi bersih di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang pada periode oktober – desember 2014. Data yang berkaitan dengan kualitas antibiotik dan LOS didapat dari catatan medik kemudian dilakukan review untuk menentukan kategori kualitas antibiotik yang dinilai dengan kriteria Gyssens. Hubungan kualitas pemberian antibiotik profilaksis dengan LOS dianalisis dengan uji Fisher Exact. Kualitas pemberian antibiotik profilaksis kriteria V (tanpa indikasi) dan VI (rekam medis tidak lengkap untuk dievaluasi) di RSI Sultan Agung Semarang sebesar 66,7% dan 33,3%. LOS ≤ 3 hari pada kriteria Gyssens V sebanyak 28,2% sedangkan yang > 3 hari sebanyak 38,5%. LOS ≤ 3 hari pada kriteria Gyssens VI sebanyak 7,7% sedangkan yang > 3 hari sebanyak 25,6%. Uji fisher exact menghasilkan nilai p sebesar 0,304 (p>0,05) artinya tidak terdapat hubungan antara kualitas pemberian antibiotik profilaksis dengan LOS. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kualitas pemberian antibiotik profilaksis dengan LOS pada pasien operasi bersih di RSI Sultan Agung Semarang pada tahun 2014. Kata kunci: kualitas pemberian antibiotik profilaksis, Length of Stay.