Daftar Isi:
  • Penggunaan obat generik di Indonesia saat ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan obat inovator. Masyarakat beranggapan bahwa obat inovator lebih bermutu daripada obat generik. Ketokonazol adalah obat yang berkhasiat untuk menghambat jamur baik sistemik maupun nonsistemik. Ketokonazol merupakan obat dengan BCS (Biopharmaceutics Classification System) kelas II, dimana laju pelepasan ketokonazol menjadi tahap penentu absorbsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan sifat fisik dan profil disolusi tablet ketokonazol 200 mg generik dan inovator yang beredar di Semarang. Penelitian ini bersifat analitik observational dengan desain Cross-Sectional, menggunakan 3 produk generik dan 1 produk inovator. Setiap produk obat di uji sifat fisik dan profil disolusi. Data yang diperoleh dibandingkan dengan Farmakope Indonesia dan kepustakaan lain yang sesuai, setelah itu dianalisis dengan one way ANOVA atauKruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukan sifat fisik tablet ketokonazol generik A, B, C dan inovator D memiliki perbedaan, akan tetapi sudah memenuhi persyaratan sifat fisik serta memiliki kesamaan dalam profil disolusi dimana merupakan parameter yang menentukan kesamaan kualitas produksi dan ketersediaan farmasetis dalam produksi sediaan tablet serta semua produk obat. Uji disolusi empat sediaan tablet ketokonazol pada menit ke-30 berturut-turut yaitu 80,33; 80,65; 82,34 dan 80,53%. Kesimpulan yang dapat diambil adalah empat produk sediaan obat ketokonazol A, B, C dan D yang diuji memiliki perbedaan sifat fisik, namun memiliki kemiripan profil disolusi. Kata kunci : Tablet Ketokonazol, Uji sifat fisik, Profil disolusi