Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Serangan stroke dapat menimbulkan terjadinya kerusakan otak. Kondisi yang disebabkan oleh stroke seperti terganggunya penglihatan, pendengaran, berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berkomunikasi dan sebagian tubuh tidak dapat berfungsi inilah yang akan menimbulkan stress bagi penderitanya, sehungga keluarga harus ikut andil dalam memberi dukungan, agar pasien termotivasi untuk sembuh dari penyakitnya. Metode: Jenis penelitian deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 62 pasien stroke. Analisis yang digunakan adalah chi square. Hasil: Umur responden mayoritas mempunyai rentang usia 41-60 tahun sebanyak 32 responden (51.6%), jenis kelamin responden mayoritas adalah laki-laki sebanyak 42 responden (67.7%), pendidikan responden mayoritas SMA sebanyak 20 responden (32.3%), pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta sebanyak 27 responden (43.5%). Dukungan keluarga pada penderita stroke berada pada kategori baik sebanyak 38 responden (61.3%). Sedangkan tingkat stress pada penderita stroke berada pada kategori ringan sebanyak 19 responden (30.6%). Simpulan: Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stress pada pasien stroke dengan p-value 0.029. Kata Kunci: Stroke, Dukungan Keluarga, Tingkat stres