PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI DAN KETEBALAN TUBULUS SEMINIFERUS (TESTIS). - Studi Eksperimental pada Tikus Rattus Norvegicus Jantan Galur Wistar
Main Author: | Pramono, Rina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unissula.ac.id/2901/1/cover_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2901/2/daftar%20isi_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2901/3/abstrak_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2901/4/daftar%20pustaka_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2901/ |
Daftar Isi:
- Pemberian ekstrak (alhokol) daun dan batang sirih hijau dapat menurunkan jumlah dan motilitas spermatozoa mencit selama 60 hari disebabkan minyak atsiri, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih hijau terhadap gambaran histopatologi dan ketebalan tubulus seminiferus (testis) pada tikus. Penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design ini menggunakan 20 ekor tikus Rattus norvegicus jantan dibagi 4 kelompok secara random. KK diberi aquadest, KP I diberi 35 mg, KP II diberi 70 mg, KP III diberi 140 mg ekstrak daun sirih hijau. Pemeriksaan gambaran histopatologi dan ketebalan tubulus seminiferus (testis) dilakukan setelah 48 hari perlakuan. Data gambaran histopatologi dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney. Data ketebalan dianalisis dengan uji One Way Anova dilanjutkan uji Post Hoc Tests. Hasil rerata gambaran histopatologi KP I, II dan III menunjukkan ada atrofi, nekrosis, hilangnya sel intermediet dan penurunan jumlah spermatogenesis 75%. Setelah dianalisis terdapat pengaruh yang bermakna di tubulus seminiferus (testis). Hasil rerata ketebalan tubulus seminiferus (testis) yaitu KK (4.14 mikron), KP I (3,14 mikron), KP II (2,34 mikron) dan KP III (1,08 mikron). Setelah data dianalisis ada perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan I, II dan III (p<0,05). Dimana semua perlakuan menunjukkan berbeda bermakna pada ketebalan di tubulus seminiferus (testis). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan dosis 35 mg, 70 mg dan 140 mg mempengaruhi gambaran histopatologi dan ketebalan tubulus seminiferus (testis) Kata kunci : ekstrak daun sirih hijau, gambaran histopatolgi dan ketebalan tubulus seminiferus (testis)