PENGARUH FREKUENSI REGURGITASI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 0–6 BULAN - Studi case control terhadap bayi usia 0-6 bulan di Desa Penggaron Lor Semarang Periode September 2013 – Februari 2014
Main Author: | Pradana, Okto Putra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unissula.ac.id/2593/1/cover_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2593/2/daftar%20isi_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2593/3/abstrak_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2593/4/daftar%20pustaka_1.pdf http://repository.unissula.ac.id/2593/ |
Daftar Isi:
- Regurgitasi atau gumoh merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan, namun patut diwaspadai apabila bayi mengalami regurgitasi terus menerus dalam tiga bulan terakhir. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa bayi berpotensi mengalami gangguan status gizi yaitu malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi regurgitasi terhadap status gizi pada bayi usia 0–6 bulan di Desa Penggaron Lor Semarang. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel merupakan bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Desa Penggaron Lor Semarang periode September 2013 – Februari 2014. Terdapat 124 bayi yang terdiri atas 36 bayi usia 0-6 bulan dengan ASI eksklusif dengan gizi kurang dan 36 bayi yang tidak mengalami gizi kurang yang mempunyai kriteria usia, jenis kelamin, dan berada di suatu wilayah yang sama. Data diambil melalui wawancara dan buku KMS. Uji statistik menggunakan uji chi square dan uji odds ratio dengan risk estimate. Dari 36 bayi dengan gizi kurang, didapatkan 24 (66,7%) bayi mengalami regurgitasi 4 kali sehari. Frekuensi regurgitasi terhadap gizi kurang (p= 0,033; Koefisien Kontingensi= 0,243; OR= 2,800; IK= 1,073-7,304). Frekuensi regurgitasi berpengaruh terhadap status gizi. Bayi yang mengalami regurgitasi ≥4 kali sehari memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami gizi kurang dibandingkan dengan yang mengalami regurgitasi <4 kali sehari. Kata kunci: Regurgitasi, Status gizi, ASI eksklusif