Daftar Isi:
  • Sindroma mata kering merupakan gangguan pada permukaan mata yang disebabkan oleh kualitas maupun kuantitas air mata yang tidak adekuat. Gejala yang ditimbulkan sindroma mata kering diantaranya fotofobia, kemerahan, gatal, rasa terbakar, dan sensasi benda asing pada mata. Sindroma mata kering pasca LASIK dapat terjadi akibat saraf kornea yang terpotong saat proses pembuatan flap dan ablasi stroma oleh excimer laser. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pembuatan flap terhadap kejadian sindroma mata kering pasca LASIK. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dilakukan pada 35 sampel yang terdiri dari 10 mata pasca bedah LASIK menggunakan microkeratome dan 25 mata pasca bedah LASIK menggunakan femtosecond laser pada periode 1 Maret 2020 – 30 Juni 2020 di Sultan Agung Eye Center Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil dari rekam medis. Sampel didatangi rumahnya untuk dilakukan pemeriksaan schirmer I test tanpa anestesi, kemudian data dianalisis dengan uji tabulasi silang. Hasil uji fisher exact antara teknik pembuatan flap (microkeratome dan femtosecond laser) dengan sindroma mata kering didapatkan p sebesar 0,561 (p>0,05). Hasil penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh teknik pembuatan flap terhadap kejadian sindroma mata kering pasca LASIK. Kata kunci: LASIK, flap, sindroma mata kering, microkeratome, femtosecond laser